Sebagai dosen memang sesuatu yang menyenangkan, sebab itulah mimpi yang pernah aku tuliskan ketika aku sedang sekolah ataupun kuliah. Mimpi menjadi dosen adalah mimpi yang telah terwujud. Saya dulu memimpikan sebagai dosen karena dengan menjadi dosen ada banyak hal yang bisa saya lakukan kepada orang lain artinya memberikan ilmu kepada mahasiswa dalah salah satu cara bagaimana kita bisa memberikan manfaat sebanyak-banyaknya kepada manusia. Dalam hadist dikatakan bahawa “manusia yang paling baik adalah yang paling bermanfaat bagi manusia yang lain”. Oleh karena itu aku berpikiran bahwa menjadi dosen adalah mimpi yang realistis bisa mengaplikasikan hadist itu. Aku anggap bahwa dosen sama seperti guru, ustadz bahkan dokter, sebab profesi tersebut sama-sama dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi banyak orang. Guru dan dosen dapat memberikan ilmu , ide dan gagasan tentang teknologi serta sumbangan pemikiran bagai masyarakat dan pemerintah, kalau dokter bisa mambantu menyembuhkan orang yang sakit, kalau ustadz dapat memberikan pencerahan dan ilmu agama kepada orang lain. Jadi sama-sama dapat berkontribusi bagi masyarakat.
Pemain Timnas Indonesia |
Waktu terus berjalan dan pada akhirnya akupun memutuskan untuk memilih mana mimpi yang realistis untuk aku wujudkan. Dilematis adalah kata – kata yang tepat untuk menggambarkan tentang mewujudkn mimpiku. Ada dua mimpi yang ingin aku wujudkan saat sekolah dulu yaitu sebagai dosen atau sebagai pemain timnas Indonesia. Hati dan pikiranku berkecamuk begitu kuat, perang batin yang begitu dahsyat menggambarkan suasana pikiranku pada waktu itu. Tidak tahu harus bagaimana hidup ini berlanjut dan bagaimana kira-kira hidupku kelak, akan dikenang sebagai apakah aku esok? atau, setelah mati aku akan dikenang sebagai apa? Berapa banyak kontribusi yang bisa diberikan kepada masyarakat ketika aku menjadi pemain timnas? Atau berapa banyak manfaat yang aku dapat berikan kepada orang lain saat aku menjadi dosen? Itulah pertanyaan-pertanyaan yang hadir di dalam pikiranku pada waktu itu. Namu aku akan memutuskan untuk bisa memilih. Jadi aku harus memilih dan aku putuskan memilih kedua-duanya. Ah, bercanda!! :) Tidak bisa memilih kedua-duanya sebab dua mimpi itu mempunyai karakteristik yang sama sekali berbeda. Waktu hanya 24 jam sehari sehingga untuk menjadi ulung maka kita harus fakus pada salah satunya.
Pada akhirnya dengan berbagai macam pertimbangan dan istiqoroh maka menjadi dosen adalah pilihan yang realistis bisa mewujudkan visi dan misiku yaitu menjadi orang yang bahagia dunia akhirat dengan memberiakn manfaat bagi orang lain.
menjadi dosen |
Alhamduliullah keputusanku cukup tepat. Saat ini aku telah diangkat sebagai dosen tetap di salah satu perguruan tinggi negri di Yogyakarta. Selain mengajar sebagai dosen ternyata hari-hariku masih bisa aku jalani dengan bermain bola meskipun tidak di SSB atau di klub sepak bola. Sesekali aku bisa main bola dengan tim sepak bola di kampus tempat aku mengajar, sesekali juga aku bisa bermain futsal dengan teman-teman di rumah ataupun aku masih bisa nonton bola di TV atau stadion. Bahkan aku beberapa kali nonton bola timnas Indonesia maupun PSS Sleman di stadion.
Suporter PSS Sleman |
Nah itulah sekelumit tentang perjalanan mimpi dan cita cita ku. Maka bagi anda yang sedang mencari mimpi dan cita-cita hidup maka teruslah fokus pada cita-cita anda dan tentu saja larilah mengejar mimpi dan cita cita anda, jangan mudah menyerah, pertimbangkanlah dan renungkanlah dengan matang apakah mimpi dan cita-cita anda dapat memberikan kebaikan pada diri anda sendiri maumpun orang lain, berdoalah karena kita hanya bisa berbuat dan berusaha namun keputusan akhir ada di Allah sebab rencana Tuhan adalah pada dasarnya sesuatu yang harus kita terima dengan ikhlas, kemudian yang paling penting adalah apakah mimpi anda dapat membahagiakan anda baik di dunia dan juga di akherat? Pikirkanlah baik-baik. Salam sukses!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar