-Huda Nusantara-
Selamat datang di blog Huda Nusantara.
"Jadilah kamu pengajar, atau pembelajar, atau pendengar, atau pencinta, dan jangan jadi (golongan) yang kelima, maka kamu akan rusak."
Jumat, 19 Juni 2015
Rabu, 27 Mei 2015
Dualisme Kompetisi Sepak Bola
- Menjadi wahana instropeksi bagi semua pihak baik pemerintah dan pengelola kompetisi PSSI ataupun PT Liga.
- PSSI dan pemerintah memiliki waktu yang cukup untuk berbenah secara internal dan mempersiapkan kompetisi dengan sabaik-baiknya seperti permasalahan legalitas klub dan penunggakan gaji pemain.
- Memutus rantai praktek mafia bola, bandar judi, match fixing, dualisme kompetisi dan politisasi sepak bola.
- Belajar dari negara – negara yang pernah dibanned FIFA seperti Burnei, Nigeria dan Finlandia.
- Indonesia tidak bisa mengikuti berbagai ajang turnamen atau uji coba internasional sehingga menyebabkan rangking FIFA juga melorot tajam.
- Kompetisi Nasional tidak bisa berjalan dengan baik karena tidak ada sponsor dari luar yang mau membiayai PSSI dan PT Liga untuk menggelar kompetisi.
- Pembinaan usia muda akan terhambat sebab minimnya sponsor yang masuk dari perusahan luar. Mungkin tv swasta atau nasional juga akan “malas” membiayai kompetisi yang diselengarakan operator.
- Masyarakat tidak punya hiburan sepak bola nasional sekelas ISL ataupun Divisi Utama.
- Ribuan pemain, wasit, official, measure, pelatih yang menggantungkan hidupnya pada bola menganggur dan tidak punya pemasukan.
- Ribuan pedagang asongan, penjual baju jersey klub, tukang parkir dan tukang sampah di sekitar stadion tidak lagi bisa mendapati rizkinya dari sepakbola.
Adakah Politisasi Sepak Bola di Negeri Kita?
Mau dibawa ke mana sepak bola Indonesia?
- Sepak bola dan politik
- Dualisme kompetisi
- Mafia bola, bandar judi dan pengaturan skor.
- Proses pembinaan pemain usia muda dan kompetisi reguler
- Sarana infrastruktur dan sport science
- Profesionalisme, transparansi dan legalitas
Senin, 25 Mei 2015
Mengejar Mimpi!!
Sebagai dosen memang sesuatu yang menyenangkan, sebab itulah mimpi yang pernah aku tuliskan ketika aku sedang sekolah ataupun kuliah. Mimpi menjadi dosen adalah mimpi yang telah terwujud. Saya dulu memimpikan sebagai dosen karena dengan menjadi dosen ada banyak hal yang bisa saya lakukan kepada orang lain artinya memberikan ilmu kepada mahasiswa dalah salah satu cara bagaimana kita bisa memberikan manfaat sebanyak-banyaknya kepada manusia. Dalam hadist dikatakan bahawa “manusia yang paling baik adalah yang paling bermanfaat bagi manusia yang lain”. Oleh karena itu aku berpikiran bahwa menjadi dosen adalah mimpi yang realistis bisa mengaplikasikan hadist itu. Aku anggap bahwa dosen sama seperti guru, ustadz bahkan dokter, sebab profesi tersebut sama-sama dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi banyak orang. Guru dan dosen dapat memberikan ilmu , ide dan gagasan tentang teknologi serta sumbangan pemikiran bagai masyarakat dan pemerintah, kalau dokter bisa mambantu menyembuhkan orang yang sakit, kalau ustadz dapat memberikan pencerahan dan ilmu agama kepada orang lain. Jadi sama-sama dapat berkontribusi bagi masyarakat.
Pemain Timnas Indonesia |
Waktu terus berjalan dan pada akhirnya akupun memutuskan untuk memilih mana mimpi yang realistis untuk aku wujudkan. Dilematis adalah kata – kata yang tepat untuk menggambarkan tentang mewujudkn mimpiku. Ada dua mimpi yang ingin aku wujudkan saat sekolah dulu yaitu sebagai dosen atau sebagai pemain timnas Indonesia. Hati dan pikiranku berkecamuk begitu kuat, perang batin yang begitu dahsyat menggambarkan suasana pikiranku pada waktu itu. Tidak tahu harus bagaimana hidup ini berlanjut dan bagaimana kira-kira hidupku kelak, akan dikenang sebagai apakah aku esok? atau, setelah mati aku akan dikenang sebagai apa? Berapa banyak kontribusi yang bisa diberikan kepada masyarakat ketika aku menjadi pemain timnas? Atau berapa banyak manfaat yang aku dapat berikan kepada orang lain saat aku menjadi dosen? Itulah pertanyaan-pertanyaan yang hadir di dalam pikiranku pada waktu itu. Namu aku akan memutuskan untuk bisa memilih. Jadi aku harus memilih dan aku putuskan memilih kedua-duanya. Ah, bercanda!! :) Tidak bisa memilih kedua-duanya sebab dua mimpi itu mempunyai karakteristik yang sama sekali berbeda. Waktu hanya 24 jam sehari sehingga untuk menjadi ulung maka kita harus fakus pada salah satunya.
Pada akhirnya dengan berbagai macam pertimbangan dan istiqoroh maka menjadi dosen adalah pilihan yang realistis bisa mewujudkan visi dan misiku yaitu menjadi orang yang bahagia dunia akhirat dengan memberiakn manfaat bagi orang lain.
menjadi dosen |
Alhamduliullah keputusanku cukup tepat. Saat ini aku telah diangkat sebagai dosen tetap di salah satu perguruan tinggi negri di Yogyakarta. Selain mengajar sebagai dosen ternyata hari-hariku masih bisa aku jalani dengan bermain bola meskipun tidak di SSB atau di klub sepak bola. Sesekali aku bisa main bola dengan tim sepak bola di kampus tempat aku mengajar, sesekali juga aku bisa bermain futsal dengan teman-teman di rumah ataupun aku masih bisa nonton bola di TV atau stadion. Bahkan aku beberapa kali nonton bola timnas Indonesia maupun PSS Sleman di stadion.
Suporter PSS Sleman |
Nah itulah sekelumit tentang perjalanan mimpi dan cita cita ku. Maka bagi anda yang sedang mencari mimpi dan cita-cita hidup maka teruslah fokus pada cita-cita anda dan tentu saja larilah mengejar mimpi dan cita cita anda, jangan mudah menyerah, pertimbangkanlah dan renungkanlah dengan matang apakah mimpi dan cita-cita anda dapat memberikan kebaikan pada diri anda sendiri maumpun orang lain, berdoalah karena kita hanya bisa berbuat dan berusaha namun keputusan akhir ada di Allah sebab rencana Tuhan adalah pada dasarnya sesuatu yang harus kita terima dengan ikhlas, kemudian yang paling penting adalah apakah mimpi anda dapat membahagiakan anda baik di dunia dan juga di akherat? Pikirkanlah baik-baik. Salam sukses!!
Senin, 21 Oktober 2013
Ini cara saya menggampar mahasiswa saya :)
2. Empat atau lima tahun lagi kamu bisa sekolah S2 di luar negeri dengan beasiswa. Itu kalau kamu tidak cumatwitteran saja sampai lulus nanti.
3. Kamu tidak akan bisa S2 di luar negeri karena akan ditolak profesor kalau nulis email formal saja tidak bisa. Alay itu tidak keren, tidak usah bangga!
4. Tidak usah tanya tips cara menghubungi professor di luar negeri kalau kirim email ke dosen sendiri saja kamu belum bisa. Hey, ganti dulu akun niennna_catique@gmail.com itu!
5. Tidak usah ikut meledek Vicky, kamu saja tidak tahu kapan harus pakai tanda tanya, tanda seru, tanda titik, spasi, huruf besar, huruf kecil di email kok!
6. Mana bisa diterima di perusahaan multinasional biarpun IP tinggi kalau nulis email saja lupa salam pembuka dan penutup.
7. Sok mengkritik kebijakan UN segala, dari cara menulis email saja kelihatannya kamu tidak lulus Bahasa Indonesia kok. Tidak usah gaya!
8. Bayangkan kalau kamu harus menulis email ke pimpinan sebuah perusahaan besar. Apa gaya bahasa email kamu yang sekarang itu sudah sesuai? Jangan-jangan bosnya tertawa!
9. Apapun bidang ilmu kamu, akhirnya kamu akan berhubungan dg MANUSIA yang beda umur dan latar belakangnya. Belajar komunikasi yang baik. Jangan bangga jadi alay!
10. Bangga bisa software dan gunakan alat-alat canggih? Suatu saat kamu harus yakinkan MANUSIA akan skill itu. Belajar komunikasi dengan bahasa manusia biasa!
11. Kamu orang teknik dan hanya peduli skil teknis? Kamu salah besar! Nanti kamu akan jual skil itu pada MANUSIA, bukan pada mesin!
12. Kamu kira orang teknik hanya ngobrol sama mesin dan alat? Kamu harus yakinkan pengambil kebijakan suatu saat nanti dan mereka itu manusia. Belajar ngomong samamanusia!
13. Malas basa-basi sama orang yang tidak dikenal? Enam tahun lagi kamu diutus kantor untuk presentasi sama klien yang tidak kamu kenal. Belajar!
14. Malas belajar bikin presentasi? Lima thn lagi bos kamu datang dengan segepok bahan, “saya tunggu file presentasinya besok!”
15. Kamu orang sosial dan malas belajar hal-hal kecil di komputer? Lima tahun lagi bos kamu datang bertanya “cara membesarkan huruf di Ms Word dengan shortcut gimana ya?’ Mau nyengir?
16. Mahasiswa senior, jangan bangga bisa membully Mahasiswa baru, tujuh tahun lagi kamu diinterview sama dia saat pindah kerja ke perusahaan yang lebih bagus.
17. Mahasiswa senior, keren rasanya ditakuti Mahasiswa baru? JANGAN! Urusan kalian nanti bersaing sama orang-orang ASEAN dan Dunia. Bisa bikin mereka takut tidak?
18. Bangga bisa demo untuk mengundurkan jadwal ujian karena kamu tidak siap? Kamu itu mahasiswa negara ekonomi terbesar di Asia Tenggara, masa’ urusannya cetek-cetekbegitu sih?!
19. Tidak usah lah sok hebat demo nyuruh SBY berani sama Amerika kalau kamu diskusisama mahasiswa Singapura saja tergagap-gagap.
20. Tidak perlu lah teriak-teriak “jangan tergantung pada barat” jika kamu belum bisa tidur kalau tidak ada BB dekat bantal.
21. Tentara kita tidak takut sama tentara Malaysia kalau kamu bisa kalahkan mahasiswa Malaysia debat ilmiah dlm forum di Amerika!
22. Tidak perlu beretorika menentang korupsi kalau kamu masih nitip absen sama teman saat demo antikorupsi!
23. Boleh kampanye “jangan tergantung pada barat” tapi jangan kampanye di Twitter, Facebook, BBM, Path dan Email! Memangnya itu buatan Madiun?!
24. Kalau file laporan praktikum masih ngopi dari kakak kelas dan hanya ganti tanggal, tidak usah teriak anti korupsi ya Boss!
25. Minder karena merasa dari kampung, tidak kaya, tidak gaul? Lima tahun lagi kamu bisa S2 di negara maju karena IP, TOEFL dan kemampuan kepemimpinan. Bukan karena kaya dan gaul!
26. Pejabat kadang membuat kebijakan tanpa riset serius. Sama seperti mahasiswa yang membuat tugas dalam semalam hanya modal Wikipedia.
27. DPR kadang studi banding untuk jalan-jalan doang. Sama seperti mahasiswa yang tidak serius saat kunjungan ke industri lalu nyontek laporan sama temannya
28. Pejabat kadang menggelapkan uang rakyat. Sama seperti mahasiswa yang melihat bahan di internet lalu disalin di papernya tanpa menyebutkan sumbernya.
29. Alah, pakai mengkritik kebijakan pemerintah segala, bikin paper saja ngopi file dari senior dan ubah judul, pendahuluan sama font-nya.
30. Gimana mau membela kedaulatan bangsa kalau waktu menerima kunjungan mahasiswa asing saja kamu tidak bisa ngomong saat diskusi. Mau pakai bambu runcing?
31. Kalau kamu berteriak “jangan mau ditindas oleh asing”, coba buktikan. Ikuti forum ASEAN atau Dunia dan buktikan di situ kamu bisa bersuara dan didengar!
NB. Kata-kata saya di atas memang SADIS. Maafkan jika ada yang tersinggung. FYI, saya juga banyak kesalahan saat mahasiswa. Pesan ini sebuah refleksi, sebagian dari pengalaman nyata dan berharap mahasiswa saya tidak mengulangi kesalahan yang sama. Matur nuwun
PS. Kalau Anda suka tulisan ini, mungkin Anda juga suka Twit untuk Mahasiswa.
Catatan tambahan (20 Oktober 2013)
1. Tulisan ini dimodifikasi dari twit saya sehingga gaya penulisannya tidak baku dan ada beberapa singkatan. Jika dinilai dari EYD, tulisan ini mengandung banyak kesalahan. Setelah mendapat masukan dari pembaca, saya sudah coba perbaiki. Meski tidak baku, semoga pembaca tetap bisa mengambil intisarinya. Terima kasih kepada semua yang mengkritik dan memberi masukan.
2. Semua komentar saya setujui (approve) meskipun memang saya moderasi untuk menghindari spam yang terlalu banyak. Saya terbuka untuk diskusi. Kepada yang mendukung, terima kasih saya yang tulus kepada Anda. Kepada yang mengkritik dan mencaci, saya terima dengan baik. Kalau boleh berharap, mohon isi identitas yang semestinya agar hubungan kita jadi lebih akrab sehingga diskusi jadi lebih nyaman.
3. Segelintir orang merasa tulisan ini bernada negatif. Maafkan saya jika demikian tetapi ini adalah pilihan sadar saya untuk menggunakan bahasa sarkastik. Mahasiswa yang baik tentu tidak akan tergampar oleh tulisan ini. Tetaplah baik dan menjadi semakin baik.
by I Made Andi Arsana
Selasa, 04 Desember 2012
Antara Peluang dan Kesempatan
Disaat yang sama professor itu juga menunjukkan padaku terkait dengan beberapa proyek “besarnya” dengan pihak asing, diantaranya di Inggris dan Jepang. Total ada empat buah proyek yang ditawarkan pada dosen itu. Wuih subhanalloh!!aku hanya bisa “melongo” melihatnya..dan aku hanya bisa bilang “wah itu besar sekali pak!!” sambil cengar-cengir… :)
Prof itu bilang “wah tapi waktu ku bentrok terus, tentu susah aku menjalaninya..” aku mbatin....ya memang benar susah waktunya lha wong disini sebagai dosen, bagaimana kalau ditinggal keluar negeri selama tiga tahun…mahasiswanya mau diapakan? Yang bimbingan skripsi, tesis atau disertasi gimana?? Hweeessss….
Saat dikusi itu, aku sama sekali tidak kepikiran untuk ikut “nyengkuyung” dengan proyek itu, sama sekali tidak!! Coba misalnya jika aku minta “pak bisa saya bergabung dengan proyek bapak itu?”, “saya rela tinggal di Inggris atau Jepang wes…”(hehe)., mungkin bisa saja ada jawaban positif dari professor itu., kalaupun “paksaan pertama” tidak dikabulkan, maka aku akan melancarkan “paksaan yang ke dua” dan mungkin “paksaan yang ke tiga” sampai “paksaan yang tak terhingga” hahaha….dan saya yakin mungkin akan dikabulkan..mungkin…sekali lagi mungkin. Kenapa mungkin? Karena di dunia itu semuanya mungkin, yang pasti-pasti di akherat, iya kan?? Tapi aku juga tahu diri, emangnya aku itu siapa? Kapasitasku itu apa? Mentang-mentang master sudah berani “minta” proyek besar…hahahahahaaa
Tapi..”untungnya” saja aku gak kepikiran ke situ, tidak, sama sekali tidak. Bagi sebagian orang mungkin merasa “anda” telah melewatkan peluang besar!! Sayang seribu sayang!! Peluang hanya sekali!! Hemmm, ya..boleh lah orang berkata begitu, tapi ingat!! benar peluang hanya sekali! Tapi bagiku kesempatan datang bertubi-tubi!! Seperti bagaimana Lionel Messi, seorang pemain bola terbaik sejagat raya itu, dan kawan-kawan membantai Valencia tadi malam di Camp Nou…coba simak, berapa banyak peluang yang seharusnya bisa menjadi gol? Mungkin lebih dari 20 gol, tapi yang sah menjadi gol Cuma 5 saja…
Notes: “Mungkin benar peluang hanya datang sekali, tapi bagiku kesempatan akan datang bertubi-tubi”