Padamu Genersai Muda!!
Segala sesuatu didunia ini pasti mengalami perubahan, tidak ada yang tidak berubah. Sedangkan satu-satunya yang tidak berubah itu adalah perubahan itu sendiri. Maka bersiaplah menuju perubahan karena bila kita tidak mempersiapkannya, kita akan tergilas oleh perubahan.
Tiada kata lain untuk kita semua mempersiapkan diri ini , jiwa-jiwa ini untuk menggembleng diri menghadapi segala perubahan yang benar-benar akan menemani kehidupan kita dimasa sekarang dan yang akan datang. Barang siapa diantara kita hari ini lebih buruk dari hari kemarin maka celakalah ia, jikalau hari ini sama dengan kemarin maka merugilah ia dan jikalau hari ini lebih baik dari kemarin maka beruntunglah kita. Untuk itulah kita harus selalu introspeksi diri, ingatlah Qs AL Hasyr ayat 18 , “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah setiap diri memperhatikan amal perbuatan kalian untuk hari esok(kiamat). Dan bertakwalah kepada Allah.. dan maha suci Allah, sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Pergantian masa pastilah terjadi, begitu juga pergantian-pergantian yang lain akan selalu mengikuti masa-masanya. Kita sebagai generasi muda diharapkan mampu menjadi agent of change sekaligus rijalud-rijalud dakwah yang tak kekang ditelan masa karena dakwah mengharuskan kita untuk “syamil dan muktamil” sempurna dan menyeluruh. Tidak bisa dakwah dilakukan secara setengah-setengah karena hal itu malah akan menjadi sumber kehancuran sebuah generasi. Dakwah tidak membutuhkan kita tetapi kitalah yang membutuhkan dakwah. Dakwah akan selalu terus berjalan sampai menemukan generasi yang mau dan mampu mengemban amanah dakwah ini. Oleh karena itu kita ingin menjadi bagian dari dakwah itu sendiri. Menyampaikan segala bentuk kebenaran dan keindahan islam kepada semua orang adalah tugas sesungguhnya seorang da’i. Namun saudaraku, dakwah pada hakekatnya adalah berat, tidaklah ringan bahkan bila kita berdakwah kok ringan-ringan saja maka hal itu patut dipertanyakan. Pasti ada yang salah dengan diri kita.
Dr. Yusuf Qardawi dalam bukunya Ma’alim fii Thariq mengatakan bahwa generasi pertama yang dibentuk Rosulullah merupakan generasi yang terbaik sepanjang sejarah Islam, hingga detik ini tidak ada satu generasi pun yang mampu menyamai bahkan mengalahkan bagaimana dahsyatnya generasi pertama tersebut. Dalam satu waktu, dalam satu masa, dalam satu tempat disitulah terkumpul dan terbentuk orang-orang hebat yang mampu menjadi punggawa-punggawa tegaknya Islam di muka bumi. Abu Bakar sebagai pakar sosiolog, Abdurahman bin Auf pakar ekonomi, Khalid bin Walid sang panglima perang begitu juga dengan Umar bin Khatab singa padang pasir, Zaid bin Tsabit seorang sastrawan, Malik bin Dinar sang hartawan , Ali bin Abi Thalib dan puluhan bahkan ratusan sahabat nabi lainnya yang mempunyai keahlian masing-masing yang mereka sumbangkan untuk Islam.
Tidak kah seharusnya kita sebagai generasi muda meneruskan dan mempertahankan perjuangan mereka, meningkatkan intensitas dakwah dikampus tercinta ini atau bahkan dimasyarakat luas.. namun apa kenyataan yang bisa kita rasakan saat ini??
Masih bisakah kita merasakan indahnya hidup dengan segala keteraturan, kenyamanan dan ketenangan hati serta jiwa jika generasi muda kita sekarang dengan mudahnya menikmati suasana yang telah tersetting “jahiliyah” tanpa ada rasa ragu untuk melahapnya, tanpa ada rasa malu untuk melakukannya, tanpa ada rasa sungkan untuk merasakannya. Tidakkah kita sebagai generasi muda merasakan betapa mudahnya kita dibodohi, di”kebiri” dan dibuat secara “wajar” dengan semua suasana dunia yang ‘menyenangkan’..akankah kita ingin selalu dalam kesenangan yang fatamorgana? Kesenangan yang pada hakekatnya tidak membawa perubahan apapun menjadi lebih baik bagi peradaban Islam. Sementara saudara – saudara kita jauh di negeri seberang selalu menghadapi rasa was-was, tiap detik-tiap waktu suara gelegar yang memekakkan telinga selalu bersahut-sahutan disetiap sudut dan tempat, darah dan kematian menjadi pemandangan harian tanpa bisa terhindarkan, ranjau-ranjau mematikan terpasang dihamparan tanah-tanah mereka, ketapel dan batu menjadi pegangan sehari-hari tidak hanya untuk mempertahankan tanah-tanah mereka, tapi yang terpenting adalah aqidah yang mereka jaga.
Atau saudara-saudara kita yang untuk merasakan sesuap nasi pun sangat sulit kecuali harus mengemis di jalanan, bahkan sampai ada yang merampok, mencuri dan lain sebagainya. Atau yag lebih parah adalah saudara-saudara kita yang menyempatkan diri barang sejenak untuk meminta dan memohon pada Tuhannya saja tidak pernah, membaca pedomanNya saja tidak bisa apalagi untuk mengamalkannya, padahal segala fasilitas telah ia punyai, segala kemudahan telah dimiliki, segala kebutuhan telah tercukupi. Sadar akan hal ini wahai generasi muda!? Apakah kita mau menerima dengan yang seperti ini atau ingin mendapatkan apa yang seharusnya kita dapatkan. Apakah usaha kita yang merasa diri kita sebagai seorang da’i dan agent of change? Benarkah kita generasi muda yang mampu meneruskan perjuangan para sahabat seperti generasi pertama masa Rosulullah?? Apa yang telah kita berikan untuk Allah, untuk Islam dan untuk masyarakat?
Memang benar jika setiap masa pasti akan menghadapi cobaan yang berbeda-beda dan saat ini kita semua tidak bisa mengelak bahwa cobaan yang kita hadapi bisa jadi lebih berat dari masa-masa sebelumnya. Hedonisme dan sekularisme telah membudaya, setiap orang ingin menunjukkan dirinyalah yang terbaik, dirinyalah yang terhebat. Apalagi lagi ancaman kaum musyrikin dan kafirin, yahudi dan komunis benar-benar sangat nyata…
Saudaraku tugas berat telah menanti kita semua, siapkan diri kita dengan sebaik-baiknya. Jangan mudah putus asa dengan kenyataan yang ada. Jaga dan laksanakan amanah yang kita pikul dengan sebaik-baiknya, ‘itqon’ profesionalisme,‘taddiah’pengorbanan dan ‘jihad’ bersungguh-sungguh haruslah dimiliki oleh seorang “muharik”.Toh nantinya iya atau tidak, cepat atau lambat, benar atau salah, semua akan dipertanggungjawabkan dihadapanNya, jadi tidak ada kata setengah-setengah bagi kita untuk berjuang di jalan Allah dan untuk membuat perubahan. Selamat berjuang wahai generasi muda!!
Menyongsong Masa Suksesi Akhir Tahun Kepengurusan Berbagai Lembaga di Fakultas Geografi 2008
1 komentar:
Yupz...saatnya yg muda yg berkarya. Jadi apapun kita, semoga bisa memberi dan melakukan sesuatu yg berarti bagi sesama, bagi bangsa, dan terutama bagi agama. Dan...bekerja untuk Indonesia adalah ibadah. Hamasah! keep writing.
Posting Komentar