Sabtu, 07 November 2009

Surat Untuk Dekan

Kepada:
Bapak Dekan yang kami hormati…

Puji syukur pertama-tama kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada nabi Muhammad SAW beserta keluaga, sahabat, dan para umatnya yang istiqomah hingga akhir zaman. Amin.

Bapak dekan yang kami hormati, sebelumnya mohon maaf atas ‘kelancangan” kami dan sekaligus perkenankanlah kami untuk manyuarakan isi hati kami sebagai mahasiswa baru yang hendak melaksanakan amanah Allah dan amanah orang tua untuk belajar dan menuntut ilmu di fakultas yang bapak pimpin hingga beberapa tahun ke depan.
Kita semua tahu bahwa pendidikan merupakan salah satu bagian yang terpenting dalam kehidupan manusia, pendidikan merupakan hak dasar bagi setiap manusia dan pendidikan merupakan tolak ukur maju tidaknya atau sukses tidaknya seseorang dalam meraih kebahagiaan dalam hidupnya entah itu di dunia ataupun di akherat kelak. Secara lebih luas pendidikan dapat menjadi barometer maju tidaknya suatu bangsa. Jika proses pendidikan yang dilakukan baik dan benar maka hasilnya akan baik namun sebaliknya jika proses pendidikannya buruk maka buruk pula bangsa itu.

Dewasa ini di Negara kita tercinta Indonesia sedang dilanda multi krisis dimensional baik ekonomi, politik maupun pendidikan. Lebih parahnya lagi hal ini sudah berlangsung lebih dari 10 tahun. Satu dasa warsa bukanlah waktu yang sebentar. Dengan multi krisis ini maka semuanya menjadi semakin berat, segalanya semakin mahal tidak hanya bensin, beras atau cabai tetapi biaya pendidikan juga kena getahnya, semakin mahal dan sangat mahal..
Bapak dekan yang kami hormati…alangkah beruntungnya kami ini bisa mangenyam pendidikan di kampus yang bapak pimpin, jika dibandingkan dengan saudara-saudara kami yang lain yang untuk makan saja harus berdiri dibawah terik matahari dan meronta sepanjang waktu untuk bisa berbelas kasih dari orang lain disekelilingnya., mengenyangkan perut hanya sekali dalam duapuluh empat jam,… betapa beruntungnya kami ini..

Bapak dekan yang kami hormati, walau dengan tertatih, walau dengan mati-matian orang tua kami memeras keringat membanting tulang, walau dengan susah payah kesana kemari cari pinjaman hutang kepada para rentenir..itu semua demi kami demi anak-anak dari kedua orang tua yang telah melahirkan dan membesarkan kami untuk menggapai sebuah cita yang mulia.. yang mereka tak kenal lelah, letih dan selalu mendoakan kami, walau kami berada nan jauh yang terbentang luas samudera dan lautan namun hati kami tetap selalu dekat dengan kedua orang tua kami..oleh karena itu kami tidak ingin mengecewakan mereka.

Bapak dekan yang kami hormati, kami percaya bahwa proses pendidikan yang akan kami jalani kelak merupakan sejarah bagi kami untuk mengukir guratan ilmu didalam batu permata yang mulia untuk mewujudkan cita luhur kami, kami percaya bahwa proses pendidikan yang kami jalani kelak adalah bagian penting dalam hidup kami untuk melangkah menggantikan pemimpin-pemimpin negeri ini yang memang seharusnya sudah harus diganti dengan yang lebih baik dan itulah kami kelak.., dan kami percaya bahwa ilmu yang akan kami dapatkan adalah ilmu yang dapat bermanfaat bagi semua orang, dan kami percaya bahwa ini adalah ibadah..amanah Allah..oleh karena itu mohon dengan sangat jangan sia-siakan kami, bimbinglah kami sebagaimana orang tua kami telah membimbing kami, dan berikanlah kami bekal moral yang baik karena akan menyelamatkan dikehidupan kami yang sesungguhnya, ajarilah kami dengan ilmumu untuk bermanfaat bagi umat, bagi negeri ini bagi bangsa, bagi dunia.

Bapak dekan yang kami hormati, mari kita berandai-andai sejenak, jika saja kita semua sukses dan menjadi pemimpin-pemimpin bangsa ini dikemudian hari, siapa yang akan bangga? Tentu semua orang akan bilang bahwa..”oh itu kan mahasiswa saya”..”oh itukan anak didik saya”dan diikuti dengan …oh oh, oh yang lain..semua akan merasa bangga bukan? Tapi jika saja tidak seperti itu lantas apa jadinya?jika saja kita semua kelak menjadi pemimpin-pemimpin bangsa tapi masih saja korupsi, kolusi, nyogok, nyuri, bohong, dan sebagainya lantas mau ditaruh dimana muka kita? Kami yakin semua akan kena getahnya, “siapa sih si anu itu?, lulusan apa? kuliah dimana? Siapa gurunya? Siapa dosennya? Siapa dekannya?”

Bapak dekan yang kami hormati oleh karena itu kami beranggapan bahwa kredibilitas intelektual itu penting sama halnya dengan kredibilitas professional dan kredibilitas sosial tapi ada satu yang tidak boleh terlupakan dan penting bagi kami adalah kredibilitas moral. Bangsa ini menginginkan adanya pemimpin-pemimpin yang intelek, professional, peduli dan bermoral. Lewat sebuah institusi ini kami bisa belajar banyak tentang aspek-aspek tersebut dan mohon untuk tidak diabaikan masalah yang satu ini.. orang tua kami sudah membayar mahal disini, orang tua kami telah menitipkan kami untuk memperbaiki semuanya tentang diri kami kepada bapak dan bapak adalah orang tua kami yang kedua..segala fasilitas yang telah bapak berikan kepada kami itu sangatlah membantu dan sangat barharga bagi kami, tapi akan jauh lebih indah jika bapak memberikan fasiltias yang tiada tara dibanding segalanya..kejujuran, keadilan, keikhlasan, kebersamaan, kedisiplinan, persaudaraan, ketakwaan, kecerdasaan, keimanan dan ridho Allah..itulah yang kami cari.
Bapak dekan yang kami hormati kiranya tidak terlalu banyak yang kami goreskan dalam lembaran kertas ini tapi itu juga bukanlah apa-apa jika dibandingkan dengan tugas berat yang akan kami emban kelak. Mohon maaf atas kesalahan kami sebagi anak didik yang sedang beranjak menuju kedewasaan dan kesempurnaan. Terima kasih atas segala perhatiannya. Kami yakin bahwa orang yang menuntut ilmu akan ditinggikan beberapa derajat dan kami yakin juga bahwa semakin banyak ilmu yang kami dapatkan kelak, maka akan semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Wassalamu’alaikum. Wr.Wb

Tidak ada komentar: