Selasa, 04 Desember 2012

Antara Peluang dan Kesempatan

Pernah pada satu kesempatan aku berdiskusi dengan salah satu dosen di kampus Pascasarjana UGM. Beliau adalah dosen pembimbing tesis dan juga skripsiku dulu. Dosen bergelar profesor itu pada awalnya bertanya padaku “mata uang negara Inggris itu apa Hud?”, aku bilang “poundsterling prof, ada apa prof?” aku balik tanya. “Kalau satu pound berapa rupiah sekarang?”, aku jawab “ya, sekitar 14-15 ribu pak…” lantas aku balik tanya lagi untuk yang ke dua “emang ada apa pak?”….“ Kalau 75 ribu pound dirupiahkan berapa?” aku bilang “wah banyak itu pak, lebih dari 750 juta rupiah!!”. Lantas beliau bilang “ aku dapat proyek selama 3 tahun di Inggris, pertahun gajinya segitu, itu masih sedikit, sebab aku harus tinggal di sana.., kalau disini aku berani”.

Disaat yang sama professor itu juga menunjukkan padaku terkait dengan beberapa proyek “besarnya” dengan pihak asing, diantaranya di Inggris dan Jepang. Total ada empat buah proyek yang ditawarkan pada dosen itu. Wuih subhanalloh!!aku hanya bisa “melongo” melihatnya..dan aku hanya bisa bilang “wah itu besar sekali pak!!” sambil cengar-cengir… :)

Prof itu bilang “wah tapi waktu ku bentrok terus, tentu susah aku menjalaninya..” aku mbatin....ya memang benar susah waktunya lha wong disini sebagai dosen, bagaimana kalau ditinggal keluar negeri selama tiga tahun…mahasiswanya mau diapakan? Yang bimbingan skripsi, tesis atau disertasi gimana?? Hweeessss….

Saat dikusi itu, aku sama sekali tidak kepikiran untuk ikut “nyengkuyung” dengan proyek itu, sama sekali tidak!! Coba misalnya jika aku minta “pak bisa saya bergabung dengan proyek bapak itu?”, “saya rela tinggal di Inggris atau Jepang wes…”(hehe)., mungkin bisa saja ada jawaban positif dari professor itu., kalaupun “paksaan pertama” tidak dikabulkan, maka aku akan melancarkan “paksaan yang ke dua” dan mungkin “paksaan yang ke tiga” sampai “paksaan yang tak terhingga” hahaha….dan saya yakin mungkin akan dikabulkan..mungkin…sekali lagi mungkin. Kenapa mungkin? Karena di dunia itu semuanya mungkin, yang pasti-pasti di akherat, iya kan?? Tapi aku juga tahu diri, emangnya aku itu siapa? Kapasitasku itu apa? Mentang-mentang master sudah berani “minta” proyek besar…hahahahahaaa

Tapi..”untungnya” saja aku gak kepikiran ke situ, tidak, sama sekali tidak. Bagi sebagian orang mungkin merasa “anda” telah melewatkan peluang besar!! Sayang seribu sayang!! Peluang hanya sekali!! Hemmm, ya..boleh lah orang berkata begitu, tapi ingat!! benar peluang hanya sekali! Tapi bagiku kesempatan datang bertubi-tubi!! Seperti bagaimana Lionel Messi, seorang pemain bola terbaik sejagat raya itu, dan kawan-kawan membantai Valencia tadi malam di Camp Nou…coba simak, berapa banyak peluang yang seharusnya bisa menjadi gol? Mungkin lebih dari 20 gol, tapi yang sah menjadi gol Cuma 5 saja…

Notes: “Mungkin benar peluang hanya datang sekali, tapi bagiku kesempatan akan datang bertubi-tubi”

Kamis, 22 November 2012

Nantikanku di Batas Waktu

Dikedalaman hatiku tersembunyi harapan yang suci
Tak perlu engkau menyangsikan
Lewat kesalihanmu yang terukir menghiasi dirimu
Tak perlu dengan kata-kata

Sungguh walau kukelu tuk mengungkapkan perasaanku
Namun penantianmu pada diriku jangan salahkan

Reff :
Kalau memang kau pilihkan aku
Tunggu sampai aku datang nanti
Kubawa kau pergi kesyurga abadi

Kini belumlah saatnya aku membalas cintamu
Nantikanku dibatas waktu..

Lagu/lirik : Deden Supriadi
Tim Nasyid : edcoustic
http://www.liriknasyid.com

Entah mengapa akhir-akhir ini aku sering dengar lagu ini. Hampir setiap kali aku buka laptop, pasti lagu ini yang menjadi pilihan pertama untuk diputar.Barangkali memang cocok dengan suasana hatiku saat ini. Terbesit pertanyaan didalam benakku, kira-kira sampai kapan hal ini terjadi? Yaah, mungkin sampai "batas waktu" itu..

Selasa, 20 November 2012

We Will Not Go Down

A blinding flash of white light
Lit up the sky over Gaza tonight
People running for cover
Not knowing whether they're dead or alive

They came with their tanks and their planes
With ravaging fiery flames
And nothing remains
Just a voice rising up in the smoky haze

We will not go down
In the night, without a fight
You can burn up our mosques and our homes and our schools
But our spirit will never die
We will not go down
In Gaza tonight

Women and children alike
Murdered and massacred night after night
While the so-called leaders of countries afar
Debated on who's wrong or right

But their powerless words were in vain
And the bombs fell down like acid rain
But through the tears and the blood and the pain
You can still hear that voice through the smoky haze

We will not go down
In the night, without a fight
You can burn up our mosques and our homes and our schools
But our spirit will never die
We will not go down
In Gaza tonight

http://www.lyricsmode.com/lyrics/m/michael_heart/#share

Senin, 19 November 2012

Khaibar khaibar ya yahud!!

Alhamdulillah perjuangan kita untuk mengembalikan izzah sejak runtuhya supremasi kedaulatan ummat di Turki 8 dasawarsa yang lalu hingga kini terus bergelora. Direntang waktu itu kita pun menyaksikan dan merasakan betapa kerasnya berbagai rintangan yang menghadang. Kegagalan ataupun keberhasilan pada satu fase dakwah seringkali melumpuhkan semangat kita untuk terus berjuang. Kegagalan atau keberhasilan bukanlah isyarat untuk berhenti berjuang. Dan seharusnya kita terus berjuang..

Perjuangan untuk tegaknya keadilan harus terus melaju melalang buana menembus batas-batas geografis. Bangsa Palestina mengajari kita bagaimana kita seharusnya kita berjuang. Pengusiran, penagkapan, sampai pembantaian tak pernah mampu menahan laju perjuangan mereka untuk terus mengusir yahudi sang penjajah.

Kita tidak boleh berhenti berjuang dan seharusnya kita Tak Kenal Henti!!!

Yaa Ayyuhal Ikhwah, perjuangan pembebasan Masjid Al Aqso dan Palestina bukan sekedar perjuangan militer dan fisik belaka. Namun pada hakikatnya ia adalah pertarungan akidah, iman, eksistensi dan peradaban. Saat ini seluruh kaum kuffar yang didalangi oleh Yahudi berkolaborasi untuk menghancurkan Islam. Yahudi laknatulloh, dengan kebengisannya melakukan terror membantai kaum muslimin serta ingin menghancurkan Masjid Al Aqso yang disucikan.

Oleh karena itu pembesan Palestina dan Masjid Al Aqso hanya mungkin dilakukan oleh kaum muslimin yang berdiri kokoh diatas landasan dan manhaj yang islami. Maka pada detik ini kami ingatkan pada kalian bangsa Yahudi!!, kami umat Islam tak kan pernah gencar terhadap ancaman dan terror kalian!!

Ruh dan jiwa telah kami serahkan kepada Allah Sang Penguasa Alam sebagaimana dahulu telah dilakukan oleh Rosul kami bersama para sahabatnya. Ketika menghancurkan benteng Khaibar. Allahuakbar! Runtuhlah benteng Khaibar!! Khaibar khaibar ya yahud jaisyu Muhammad saufa ya'ud!!!!

Selasa, 13 November 2012

Peresmian Ruang Dosen dan Tasyakuran Terbitnya SK Akreditasi Prodi Teknik Lingkungan UPN “Veteran” Yogyakarta

Pada tanggal 19 Juni 2012 yang lalu Prodi Teknik Lingkungan UPN “Veteran” Yogyakarta mempunyai “gawe” dimana sudah lama dinantikan oleh segenap civitas akademik kampus UPN “Veteran” Yogyakarta khususnya Prodi Teknik Lingkungan. Hari itu Rabu, 18 Juli 2012 bertempat di Gedung NASD II.5-II.6 diadakan acara peresmaian ruang dosen dan tasyakuran atas terbitnya SK Akreditasi Prodi Teknik Lingkungan UPN “Veteran” Yogyakarta.

Acara yang diinisiasi oleh segenap dosen dan staf Prodi Teknik Lingkungan UPN “Veteran” Yogyakarta berjalan cukup meriah dan hikmat. Dihadiri oleh Wakil Rektor Bidang I, Prof.Dr.Ir Sari Bahagiarti, MSc, Wakil Dekan Bidang I, Dr.Ir. Dyah Rini Ratnaningsih MT, Kaprodi Teknik Lingkungan Ir Suharwanto,MT, Sesepuh Prodi Teknik Lingkungan , seluruh dosen tetap Teknik Lingkungan, Perwalilan mahasiswa dan tamu undangan

Dalam sambutannya, ucapan terimakasih yang sebesar-sebarnya disampaikan oleh Ir. Suharwanto, MT selaku Kaprodi Teknik Lingkungan kepada semua pihak yang turut berjasa dalam membantu Prodi Teknik Lingkungan mendapatkan peringkat akreditasi.

Apresiasi yang tinggi disertai ucapan selamat dari berbagai pihak, hal ini disampaikan oleh Prof. Dr. Sari Bahagiarti , M.Sc atas usaha cerdas, keras dan ikhlas para dosen, karyawan dan mahasiswa Prodi Teknik Lingkungan selama setahun terakhir mampu membuahkan hasil yang cukup makismal. Dalam kesempatan ini pula Warek I menyampaikan salam dari Rektor yang menyampaikan selamat atas kerja cerdas, kerja keras dan kerja ikhlas terutama kepada tim yang terlibat.

Hal yang senada juga disampaikan oleh Wakil Dekan I Fakultas Teknologi Mineral, Dr.Ir. Dyah Rini Ratnaningsih MT. Dalam kesempatan ini Wadek I FTM juga menyampaikan upaya FTM untuk memperjuangkan agar terwujudnya ruang dosen yang memadai. Karena selama ini dosen Prodi Teknik Lingkungan tidak memiliki ruang kerja yang layak sesuai dengan standart BAN-PT. Dengan diresmikannya ruang kerja ini diharapkan kinerja dosen di Prodi Teknik Lingkungan bisa lebih optimal.


Penyerahan tumpeng oleh Ir. Suharwanto, MT kepada Prof. Dr. Sari Bahagiarti, M.Sc

Berdasarkan SK BAN PT NO : 61/ BAN-PT/AK-XIV/S1/V1/2012 tanggal 29 Juni 2012 Prodi Teknik Lingkungan UPN “Veteran” Yogyakarta telah resmi mendapatkan akreditasi B. Angka akreditasi ini berlaku sampai 5 tahun ke depan tepatnya pada 29 Juni 2017. Hal ini patut disyukuri bersama sebab dengan turunnya SK terebut diharapkan kualitas pendidikan dan pengajaran serta berbagai pelayanan kampus di lingkungan Prodi Teknik Lingkungan bisa semakin meningkat dan berkembang maju sejalan dengan visi misi universitas maupun visi misi prodi itu sendiri yaitu sebagai yang terdepan, modern dan mandiri dalam mengembangkan Tridharma Perguruan Tinggi, untuk menghasilkan lulusan sebagai pionir pembangunan yang profesional, inovatif dan produktif, dilandasi moral Pancasila, jiwa kejuangan yang tinggi dan wawasan kebangsaan dalam rangka menunjang pembangunan nasional.

Selain tasyakuran, acara yang dimulai pukul 11.30 siang tersebut juga dilakukan peresmian ruang dosen baru ditandai dengan pemotongan dan penyerahan tumpeng dalam hal ini diwakili oleh Ir. Suharwanto, MT sebagai Kaprodi TL UPN kepada pihak rektorat yang diwakili oleh Warek I Prof. Dr. Sari Bahagiarti,M.Sc. Tidak lupa juga secara simbolis dilakukan pemotongan pita dan penyerahan kunci ruang dosen baru oleh Warek I kepada Wadek I Fakultas Teknologi Mineral.

Ruangan dosen baru yang cukup representatif tersebut terletak di Gedung Nyi Ageng Serang tepatnya di NAS D II 5&6 dimana terdiri atas 6 ruang yang masing- masing diisi 2 dosen dengan ukuran 3x4 m2. Pada ruang ini juga terdapat ruang seminar dengan ukuran 4 x 10 m2 dengan kapasitas maksimum 25 orang, 1 ruang konsultasi dan 1 ruang diskusi dengan luas 7 x 3 m2. Ruang seminar tersebut dapat digunakan untuk seminar, kolokium dan presentasi dosen.


Bapak ibu dosen Prodi Teknik Lingkungan UPN "Veteran" Yogyakarta

Pada periode-periode sebelumnya ketersediaan ruang dosen di Prodi Teknik Lingkungan dirasa sangat kurang, sehingga dengan bertambahnya fasilitas berupa ruang dosen baru ini diharapkan dapat meningkatkan mutu dan kualitas pengajaran di Prodi Teknik Lingkungan dan mampu memberikan pelayanan yang maksimal bagi segenap civitas akademika kampus UPN “Veteran” Yogyakarta.(*huda)

Kamis, 08 November 2012

Pertemuan, Perpisahaan dan Jaga Ujian....

Hari itu Selasa, 23 Oktober 2012 aku bangun sekitar jam 4 pagi..sayang sekali tidak sempat tahajjud ria…..Ternyata jam segitu sudah keburu adzan subuh. Padahal sewaktu aku dikwal(pendidikan awal) bagi calon pegawai beberapa waktu yang lalu di Magelang tidak ada satupun hari yang terlewatkan untuk bermunajat ria sebelum sholat subuh berjama’ah di masjid..hmmm memang beda rasanya antara di rumah sendiri dengan di luar…Okelah, semoga Allah masih memberiku kesempatan di hari-hari selanjutnya untuk tetap istiqomah, bemunajat dan berharap serta berdoa agar mendapatkan kebaikan dunia dan akherat…Amiin

Seperti biasanya di masjid hanya ada beberapa orang jama’ah saja dan itupun bapak-bapak, ibu-ibu dan simbah-simbah kecuali aku yang masih bujang dan single…ha3. Rencananya pagi ini sehabis tilawah dan baca ma’tsurat adalah mengecat rumah.Memang sudah beberapa hari ini aku disibukkan untuk merenovasi rumah termasuk mengecat rumah. Sudah lama rumah tua dan besar peninggalan mendiang simbah buyut ini tidak dicat, terasa usang dan lapuk.
Coba bandingkan dengan rumah-rumah yang ada di sekeliling rumahku. Rumah tetanggaku sudah pada mewah-mewah semua..apalagi di depan rumahku sekarang ada istana yang sangat megah, mewah (mepet sawah), temboknya dihiasi patung singa (mungkin biar kelihatan serem kali ya’), pintu gerbangnya tinggi, ada pos satpam, kamera CCTV diberbgai sudut, sekaligus ada beberapa ekor anjing… dan tampak eksotik….Kebanyakan orang menganggapnya itu adalah istana…tulah rumah seorang pendatang yang berprofesi sebagai dokter…*pikirku, yah pantaslah, orang dia dokter spesialis bedah..

Rencana untuk ngecAT pun tidak jadi karena ternyata aku harus “rapAT” pagi ini. Iya, rapatnya pagi bener..yaitu jam 6 pagi… Wuih, rapat apaan tuh? Jam segitu mana ada kantor yang buka…. Bagiku mungkin ini adalah rapat “nostalgia” tapi bukan “telenovela” lho....Semenjak aku lulus S1 atau S2 di UGM dulu, aku tidak pernah lagi mendapati rapat seperti ini. Rapat taktis dan strategis untuk membangun sebuah peradaban, peradaban ummat sekaligus peradaban dunia akherat…..Ah, pokoknya aku merindukan rapat-rapat yang seperti ini, dan memang benar ternyata aku bisa dipertemukan oleh Allah dengan orang-orang yang soleh, semangat dan sama-sama memiliki tekad untuk membangun peradaban kampus tercinta di mana aku bekerja sekarang.

Pertemuan itu diadakan di sebuah rumah kontrakan di timur Rumah Sakit JIH tepatnya di Perumahan Citra Kedhaton dekat Hotel Rumput. Tampaknya aku telah ditunggu beberapa orang di sana. Agenda rapat dapat berjalan dengan lancar dan baik, namun tak dinyana…tak disangka...waktu itu adalah pertemuan yang terakhir bagi saya dan beberapa teman dengan tuan rumah, sang pemiliki rumah kontrakan. Why? Beliau dan keluarga kecilnya (istri dan 2 orang anaknya yang lucu-lucu) hendak “hijrah” ke Nusa Teggara tepatnya di Pulau Sumbawa. Hari Kamis beliau dan keluarganya ke Ngawi kemudian Sabtu balik Jogja lalu kemudian balik Ngawi lagi terus ke Surabaya dan lanjut ke Mataram, itulah kira-kira yang saya tangkap dari pembicaran kita di sela-sela rapat pagi itu. Seiring berakhir masa studi S2-nya di UGM maka saat itu pula beliau akan mengemban amanah baru di tanah kelahirannya. Padahal dulu aku berharap akan lebih bisa sering-sering bersilaturahim di rumahnya, tapi memang takdir berbicara lain.
Okelah, tetap semangat sahabat perjuanganku… semoga kita semua bisa menjalankan amanah kita masing-masing di manapun kita berada dan memang bila kelak Allah menakdirkan kita akan bertemu lagi di dunia ini Insya Alloh pasti akan ketemu namun bila tidak insya Aloh kita akan ketemu di akherat nanti dalam keadaan yang terbaik. Amiin..

Jadi ingat lagunya Izzis :

“Selamat tinggal sahabatku…ku kan pergi berjuang, menegakkan cahaya Islam jauh di negeri seberang..”
“Selamat tinggal sahabatku…ikhlaskanlah diriku, iringkanlah doa restumu, Allah bersama slalu..”
“Ku berjanji dalam hati, untuk segera kembali, menjayakan negeri ini dengan ridho Illahi..”
“Kalau pun tak lagi jumpa, usahlah kau berduka, semoga tunai cita-cita raih gelar syuhada..”

*****

Sehabis rapat aku langsung menuju kampus,,memang aku agak males harus balik ke rumah lagi sebab waktunya nanggung dan jarak lebih dekat kalau aku langsung ke kampus..

Selepas dikwal sebenarnya aku sudah 2 hari ini masuk kerja, hari Senin dan hari Selasa. Padahal hari Senin kemarin adalah hari libur khusus satu hari bagi peserta dikwal, namun keadaan yang memaksaku harus masuk jam 8 pagi untuk jaga UTS….apa boleh buat, amanah memang harus dijalankan..apalagi habis mendapatkan materi kedisiplinan di dikwal, masak ndak ngampus…*maskipun sebenarnya iri juga dengan teman-teman yang libur :D

Saat jaga UTS, sebelum dimulai ujian mungkin karena saking PD nya jadi dosen baru dan apalagi habis dikwal, aku dengan semangat bilang ke peserta ujian…”mohon semua KRP dan KTM harus di bawa dan ditunjukkan! Semua buku, tas dan alat tulis mohon ditaruh di depan!! “ lantas ada mahasiswa yang ‘nyletuk’ : “lha klo alat tulis ditaruh didepan kita ujian pake apa?” batinku benar juga tuh mahasiswa :D lantas aku bilang “eh maaf, maksud saya tas dan buku catatan ditaruh di depan…”

Tik….tik….tik…..suara detak jarum jam dindingpun berbunyi, senyap…sunyi…..sepi…..dan akupun pulasss…*ngkriiik...ngkriiik...ngantuk. Beberapa mahasiswa yang clingak-clinguk pun saya biarkan….(kan ada malaikat Rakib Atid.. hehe) *pura-pura ndak nglihat aja ahhh….

Akhirnya…ujianpun berakhir, siangpun menjelang dan alhamdulillah pulaaaanngggg……………

Selasa, 06 November 2012

Oh...Sahabat...!!

Hidup memang sangat cepat berlalu, semua yang terjadi merupakan hiasan warna-warni dunia yang sangat semu. Semua yang telah diimpikan yang seolah-olah indah ternyata tidak pernah sampai pada kenyataan. Jauh dari harapan dan jauh dari mimpi. Biar bagaimanapun itulah hidup, hidup di dunia bukan hidup yang sebenarnya.

Persahabatan adalah sebuah rasa yang terikat antara hati yang satu dengan hati yang lain. Persahabatan adalah rasa jiwa yang membuat sang pemilikya tergerak untuk selalu berinteraksi dengan pemilik jiwa yang lain. Persahabatan adalah kekuatan, persahabatan adalah kesabaran, persahabatan adalah kesedihan dan sekaligus kebahagiaan. Persahabatan tidak pernah terjadi tanpa ada yang mengatur dan menghendakinya, persahabatan tidak mencerminkan keberadaan waktu dan keberadaan fisik begitu juga keberadaan jarak, persahabatan tidak mengandalkan sebuah rasa yang sama melainkan persahabatan merupakan perasaan yang beranekaragam yang berkumpul menjadi sebuah satu kesatuan rasa sehingga menjadi sebuah keterpaduan lantunan yang harmoni.

Semua memang sudah direncanakan dengan sangat detail dan pasti, tidak ada yang bisa mengelak tentang takdir-takdirNya. Ternyata semuanya hanya sementara, tidak pernah lama, sahabat-sahabatku yang dulu pernah berjuang bersamaku akhirnya pergi meninggalkanku satu-persatu demi sebuah prinsip dan cita-cita masing-masing. Entah sampai kapan hal ini terjadi. Yang jelas selalu saja ada saat-saat awal dan ada saat-saat akhir dan itu pasti terjadi. Kini aku pun menyadari tentang hakekat sebuah hidup. Hidup memang tidak dibuat untuk persahabatan yang hakiki, hidup memang tidak dirancang untuk kebahagiaan yang hakiki, hidup memang tidak didesain untuk keidahaan yang hakiki. Hidup sejatinya penuh ketidak pastian, itulah hidup…

Pesan singakat dari salah seorang sahabat perjuangan pada 11-12-2006 :

"Ya 4JJ, jaga shbt Da’wahku, kuatkan pancang kakinya d JlnMu, kuatkan Jasadnya dg RahMatmu, kokohkan ruhnya dg kasihMu, tegarkan hatinya dg janjiMu bwt ia tersenyum hingga d SURGA. Amin"

Membangun Tradisi Ilmiah

Jika kita ingin mengetahui apakah kita punya tradisi ilmiah yang kuat, maka periksalah diri kita berdasarkan 17 ciri tradisi ilmiah.

1. Berbicara atau bekerja berdasarkan ilmu pengetahuan.
2. Tidak bersikap apriori dan tidak memberikan penilaian terhadap sesuatu, sebelum mengetahui keadaannya dengan baik dan akurat.
3. Selalu membandingkan pendapatnya dengan pendapat ke dua dan ke tiga, sebelum menyimpulkan atau mengambil keputusan.
4. Mendengarkan lebih banyak dari pada bicara.
5. Gemar membaca dan secara sadar menyediakan waktu khusus untuk itu.
6. Lebih banyak diam dan menikmati saat – saat perenungan dalam kesendirian.
7. Selalu mendekati permasalahan secara komprehensif, integral, objektif dan proporsional.
8. Gemar berdiskusi dan proaktif dalam mengembangkan wacana ide, tetapi tidak suka berdebat kusir.
9. Berorientasi pada kebenaran dalam berdiskusi, dan bukan pada kemenangan.
10. Berusaha mempertahankan sikap dingin dalam bereaksi terhadap sesuatu, dan tidak bersikap emosional serta meledak – ledak.
11. Berpikir secara sistematis dan berbicara secara teratur.
12. Tidak perah merasa berilmu secara permanen, dan karenanyalah selalu ingin belajar.
13. Menyenangi hal – hal yang baru dan menikmati tantangan serta perubahan.
14. Rendah hati dan bersedia menerima kesalahan.
15. Lapang dada dan toleran dalam perbedaan.
16. Memikirkan ulang gagasannya sendiri atau gagasan orang lain, dan senantiasa menguji kebenarannya.
17. Selalu melahirkan gagasan – gagasan baru secara produktif.

*Mari bangun bersama tradisi ilmiah kita....#Delapan Mata Air Kecemerlangan#

Jumat, 02 November 2012

AKU

Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau!

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang...

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari....
Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak perduli

Aku mau hidup seribu tahun lagi...

By; Chairil Anwar, Maret 1943

Rabu, 31 Oktober 2012

Membangun Tekad

Ketenangan adalah indikator keutuhan, integritas, keseimbangan dan kestabilan emosional serta pengendalian diri yang baik. Tekad adalah tenaga jiwa yang terkumpul dalam kondisi keseimbangan dan kestabilan itu. Jadi, ketenangan merupakan prakondisi yang diperlukan untuk membangun tekad yang kuat dalam diri kita.

Membangun tekad adalah sebuah proses pengumpulan segenap energi dan tenaga jiwa yang kita miliki. Hal tersebut merupakan proses kejiwaan yang relatif rumit, namun tetap bisa dilakukan, selama prakondisian jiwa kita memberi peluag untuk itu.

Setiap usaha membangun tekad yang kuat harus selalu dimulai dengan menciptakan prakondisi kejiwaan yang baik, yaitu dengan menciptakan ketenangan jiwa. Untuk itu kita harus melakukan dua hal.

Pertama, menjaga agar suasana jiwa kita dalam kondisi yang enak dan nyaman, dengan cara memproteksinya dari berbagai gangguan emosi, seperti marah, sedih, takut, dendam, dan yang lainnya. Setiap gangguan emosi yang kita alami akan berdampak negatif pada keseimbangan jiwa kita. Gangguan emosi itu dapat menciptakan kekacauan jiwa kita, membuyarkan konsentrasi, dan melemahkan kemampuan pengendalian diri kita. Secara keseluruhan, setiap gangguan emosi yang kita alami akan mengurangi tingkat ketenangan jiwa kita.

Kedua, menjauhkan diri kita dari berbagai perilaku dan kebiasaan yang dapat mengeruhkan suasana jiwa kita, seperti banyak bicara, sikap usil, dan kebiasaan melakukan sesuatu untuk mencari perhatian orang lain. Perilaku dan kebiasaan itu berdampak negatif bagi suasana jiwa kita. Sebab, disamping menyedot banyak enegri jiwa seperti kebiasaan banyak bicara dan usil, juga berpotensi menciptakan ketergantungan jiwa pada orang lain, seperti kebiasaan mencari perhatian orang lain, serta berpotensi menciptakan konflik dan merusak hubungan personal dengan orang lain.

Viris-virus Kepribadian

Marah
Marah, untuk sebagian besar tujuannya, merupakan isyarat lepasnya keseimbangan jiwa dan hilangnya pengendalian diri. Marah merupakan gangguan emosi yang paling merusak ketenangan dan kenyamanan suasana jiwa, membuyarkan konsentrasi, mengeruhkan kejernihan pikiran, mengurangi fungsi akal, dan menyedot sangat banyak energi jiwa.

Oleh karenanya, kita membutuhkan waktu yang lama untuk memulihkan suasana jiwa dan pikiran kita, serta mengembalikannya kepada kondisi keseimbangannya, setelah kemarahan reda. Seandainya Anda marah ketika sedang bekerja, maka anda akan membutuhkan waktu yang lama untuk menormalkan kembali suasana jiwa Anda untuk dapat bekerja kembali dengan samangat, kenyamanan, dan konsentrasi yang tinggi.

Maka, tidak heran apabila Rosululloh saw mengeluarkan puluhan hadits khusus mengenai sifat marah ini. Salah satu diantaranya adalah hadits beliau yang mengatakan, "Jangan marah, jangan marah, dan jangan marah, supaya kamu dapat masuk syurga."

Maka, upaya untuk membangun ketenangan jiwa sebagai faktor pendukung penguat tekad, harus selalu dimulai dengan peningkatan kemampuan menahan marah dan mengendalikan diri saat marah.

Banyak Bicara
Sama halnya dengan marah, banyak bicara juga merupakan kebiasaan buruk yang menunjukkan ketidakseimbangan jiwa dan ketidakstabilan emosi. Banyak bicara juga mengurangi kemampuan konsentrasi, dan sangat melelahkan jiwa.

Selain itu, orang-orang yang banyak bicara juga mengurangi respek orang lain terhadap dirinya. Orang - orang yang banyak bicara lebih sering tampak egois, kurang bijak, tidak bisa berempati dengan orang lain, sulit mendengarkan lawan bicara, dan menguasai forum dengan cara yang kurang etis.
Diam adalah emas, adalah satu petuah bijak yang menjelaskan hakikat ini. Dengan diam, kita menjaga kenyamanan suasana jiwa kita, membangun respek orang lain, menghemat energi jiwa, dan memperkokoh posisi kita dalam pergaulan.

Sikap Usil
Yang dimaksud sikap usil adalah kebiasaan memanjakan rasa ingin tahu kita terhadap urusan-urusan orang lain. Kita terlibat secara "sukarela" dalam urusan orang lain tanpa permintaan dari orang yang bersangkutan, atau melakukan sesuatu pekerjaan sekedar iseng dan menghabiskan waktu, atau memanjakan hobi tertentu yang tidak berhubungan dengan pencapaiannya.

Usil adalah kebiasaan buruk yang menunjukkan pelakunya sedang mengalami kekosongan jiwa, tidak percaya diri, hidup yang tidak padat, dan cenderung tidak terencana. Orang-orang usil berusaha untuk menyenangkan dirinya dengan cara yang tidak menyenangkan orang lain. Sebab, pada umumnya, mereka tidak disenangi dalam pergaulan sehari-hari.

Sikap usil dianggap sebagai kebiasaan buruk. Hal ini dikarenakan seseorang melakukan suatu pekerjaan, yang sudah tentu menyedot banyak perhatian dan energinya, yang sebenarnya tidak berhubungan dengan proses pencapaian tujuannya. Selain itu, sikap usil juga mudah menimbulkan pertengkaran dan konflik.

Sikap usil merupakan sebentuk pemborosan energi, mengurangi ketenangan jiwa, dan berpotensi merusak hubungan personal. Karena itu, sikap usil dianggap sebagai virus kepribadian yang harus diperangi dalam proses pembangunan dan penguatan tekad.

*****

Diambil dari buku "Delapan Mata Air Kecemerlangan" karya Anis Matta...yah, dua tahun lalu aku telah membacanya, dan kini tiba-tiba aku pingin membacanya lagi..sebagai bahan evaluasi diri, sebagai bahan untuk mengembalikan "posisiku" dan "suasana jiwa" ku yang akhir-akhir ini mulai "bergemuruh".Maka dari itu, tetaplah tenang.. Semoga bermanfaat. Keep istiqomah...

“Otak tak bertangan, tangan tak berotak..inilah karyanya!!"

Benar juga, terkadang impian dan harapan menjadi sebuah motivasi yang tinggi dalam menjalani kehidupan ini. sebab kehidupan tanpa sebuah pengharapan dan cita-cita bagai berjalan tanpa arah dan tujuan kemana hendak kita akan berlabuh. Namun hidup ini juga adalah pilihan. Sebenarnya bebas saja kita mau menjadi seperti apa di dunia ini, tergantung impian dan cita-cita hidup yang berhasil ia bangun untuk ia wujudkan sendiri cita-citanya itu.

Sejatinya setiap kita harus memiliki pilihan hidup yang “strategis”. Hidup strategis adalah hidup yang mampu merasakan dan menikmati setiap proses kehidupan yang kita sedang lakukan saat ini dari hasil perenungan dan pembelajaran dari semua proses pengalaman kehidupan yang sudah kita lakukan dimasa lalu untuk menuju kehidupan yang lebih baik di masa yang akan datang.

Maka hal ini akan menjadi sangat penting untuk dipikirkan secara lebih mendalam oleh setiap kita. Karakter dalam kehidupan harus mulai dibangun seawal mungkin karena hal inilah yang sebenarnya mampu menyusun program kerja kehidupan kita. Sebab karakter timbul dari sebuah pemikiran bagaimana kita harus memikirkan cara kita berfikir, memikirkan semua pikiran kita, memikirkan apa saja yang kita pikirkan dan memikirkan apa yang seharusnya kita pikirkan.

Keinginan yang kuat untuk berubah menjadi lebih baik kadangkala diawali dalam suatu gelora niatan yang muncul disaat-saat tidak terduga oleh pikiran kita sekalipun. Disaat-saat dimana kita tidak sedang memiliki daya ataupun energy yang cukup untuk sedikit memaksakan kehendak yang tersimpan didalam satu relung hati yang teramat sangat dalam. Namun pada hakekatnya setiap kita memilki apa-apa yang kita butuhkan untuk berubah menjadi lebih baik atau menjadi lebih buruk sekalipun. Sekali lagi itu adalah pilihan..

Konsistensi adalah sepenggal proses yang harus diperjuangkan dan sekaligus dipertahankan. “Berlayar diatas gunung yang tinggi dan mendaki sebuah samudera yang luas” adalah bagian dari hal yang oleh kebanyakan orang dianggap aneh dan salah kaprah. Logika manusia tidak akan pernah mengijinkan ide yang tertuang dalam kalimat itu untuk terus menerus berkembang menyelami seluruh sendi-sendi saraf otak kita yang terdalam. Paradigma berfikir adalah kekuatan tersembunyi untuk menyibak segala sesuatu yang tidak pernah kita bayangkan sekalipun oleh nalar otak manusia. Namun ruang penciptaan pertama yang sangat kita sadari dan kita ketahui dan kita pahmai dan kita hayati sebelum jarum jam berputar adalah pikiran! (dhs_11)

Mengemis Kasih

Tuhan dulu pernah aku menaruh simpati
Kepada manusia yang alpa jua buta
Lalu terseretlah aku dilorong gelisah
Luka hati yang berdarah kini jadi kian parah...

Semalam sudah sampai kepenghujungnya
Kisah seribu duka ku harap sudah berlalu
Tak ingin lagi kuulangi kembali
Gerak dosa yang mengiris hati...

Tuhan dosa ku menggunung tinggi
Tapi rahmat-Mu melangit luas
Harga selautan syukurku
Hanyalah setitis nikmat-Mu di bumi...

Tuhan walau taubat sering kumungkir
Namun pengampunan-Mu tak pernah bertepi
Bila selangkah ku datang pada-Mu
Seribu langkah Kau datang padaku...

Album : Gema Alam
Munsyid : Raihan

Sabtu, 27 Oktober 2012

Motivasi Dalam Mendidik Anak

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Assalatuwasallam asrofil anbiya iwal mursalin sayidina wamaulana muhammadin wala alihi wasohbihi aj’main amaba’du. Marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kita kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahNya kepada kita semua. Tidak lupa shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah kepada nabi besar kita nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, tabi-tabiin, dan seluruh umatnya yang senantiasa selalu istiqomah hingga akhir zaman nanti. Amien Yaa Raabal Alamin

Bapak/ibu wali santri yang kami hormati, berdasarkan pertemuan wali santri sebelumnya, telah dibuat sebuah model pembelajaran bagi pendidikan dan pembinaan anak di TPA Nurul Huda berbasis kelompok umur yang meliputi TQA, TPA dan TKA. Setiap kelompok kelas tersebut memiliki program tersendiri sesuai dengan kompetensi dan tujuan program pembelajaran berikut visi misinya. Pada tahap perencanaannya dengan system yang seperti ini membutuhkan banyak guru atau ustadz untuk bisa menjalankan program dengan baik. Namun setelah dalam tahap realita pelaksanaan maka model pembelajaran dengan kurikulum yang telah dibuat mengalami berbagai kendala dan permasalahan. Diantara kendala tersebut yang paling signifikan mempengaruhi adalah ketersediaan ustadz/ah yang semakin menurun serta tidak konsisten sementara santriwan dan santriwati begitu antusias dan semakin bertambah. Tentu saja hal ini membuat berbagai kesulitan muncul dipermukaan dalam menjalankan kurikulum TPA yang telah dibuat dan pada akhirnya kurikulum tersebut ditinggalkan.

Sulitnya mendapatkan kuantitas guru dan ustadz sebagimana harapan diawal, maka tentu saja tidak mengurangi semangat pengelola TPA Nurul Huda untuk terus berupaya seoptimal mungkin dalam menjalankan dan mendidik santriwan dan santriwati dengan sabar dan ikhlas. Akhirnya system pembelajaran tersebut diubah dan disesuaikan dengan kemampuan (waktu, tenaga, kreativitas serta ilmu) yang dimiliki para pengajar yang berjalan sebagaimana saat ini.

Kami menyadari dengan sepenuhnya bahwa dunia anak adalah dunia bermain. Mereka (para anak-anak) adalah para pemain-pemain yang professional. Oleh karena itu kami tidak melarang mereka untuk bermain sebagaiman apa yang mereka inginkan. Bermain adalah tabiat yang sesuai pada jati diri anak-anak . Tugas kami para guru dan ustadz hanyalah mendampingi mengarahkan dengan benar kapan saat-saat mereka bermain dan kapan saat-saat mereka belajar serta permainan seperti apa yang seharusnya mereka lakukan . Kami tidak mengekang anak-anak dengan aturan-aturan yang ketat, justru kami memberikan kebebasan bermain bagi anak-anak sebagai bentuk dan wujud ekspresi diri anak-anak dalam rangka menemu kenali potensi anak-anak yang memang harus dikembangkan sejak usia dini. Kami rasa dengan tidak memberikan aturan-aturan yang ketat terhadap anak-anak akan dapat membuat rasa percaya diri anak-anak tumbuh dengan baik, tidak merasa terbatasi dan terkekang sehingga potensi, kretivitas, daya intelektualitas anak-anak dapat dimunculkan dengan baik.

Bapak/ibu wali santri yang kami hormati, kami sadar bahwa proses pembelajaran dan pendidikan bagi anak-anak adalah sangat penting bagi masa depan anak-anak maupun masyarakat luas. Betapa pentingnya proses pendidikan di usia dini ini, maka sudah seharusnya kita semua bersemangat untuk memotivasi putra-putri kita agar rajin belajar. Belajar tidak harus di sekolah, namun juga bisa di TPA, di lingkungan sekitar dan juga di dalam lingkup keluarga. Menurut hemat kami, juatru proses pembentukan karakter atau character building pada diri anak sangat tepat jika dilakukan di dalam organisasi yang paling kecil yaitu pada lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga yang terdiri dari bapak, ibu dan anak sejatinya akan memberikan nuansa-nuansa pembelajaran yang sangat dibutuhkan anak-anak kita dari pada ditempat-tempat pembelajaran yang lainnya. Oleh karena itu kami berpesan agar para bapak/ibu sekalian dapat menciptakan lingkungan keluarga yang hormonis dan dinamis untuk mendukung proses pembelajaran anak-anak. Para orangtua dapat memberikan contoh dan teladan yang baik bagi anak-anaknya. Memberikan pendampingan-pendampingan pada saat-saat yang tepat terhadap anak-anak seperti pada saat menonton TV, kapan harus bermain, kapan harus belajar , kapan harus sholat, membantu orang tua dan lain sebaginya. Tentu saja menurut hemat kami pula aturan-aturan yang dibuat tidak mengekang kebebasan anak-anak dalam mengekspresikan jiwa mereka. Disamping itu pastinya insya Allah sekolah dan TPA atau lingkungan masyarakat adalah sarana pembelajaran diluar keluarga yang akan membatu dalam proses pembelajaran anak-anak baik secara formal maupun non formal.

Bapak ibu yang dirahmati Allah, demikian yang dapat kami sampaikan semoga dengan tulisan sederhana ini dapat menumbuhkan motivasi bagi kami selaku guru atau ustadz serta bapak ibu semua selaku wali santri untuk bersama-sama membangun generasi yang baik soleh solehah dimasa mendatang. Amin

Wassalamu’alaikum.Wr.Wb

Disampaikan dalam sebuah pertemuan dengan orang tua wali santri..

Jumat, 26 Oktober 2012

Hymne Guru

Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru

Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku

Semua baktimu akan ku ukir di dalam hatiku

S’bagai prasasti trimakasihku tuk pengabdianmu..

Engkau sebagai pelita dalam kegelapan

Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan

Engkau patriot pahlawan bangsa…tanpa tanda jasa…

Belajar dan terus belajar...

Kita belajar diam dari banyaknya bicara. Kita belajar bersabar dari sebuah kemarahan. Kita belajar mengalah dari suatu keegoisan. Kita belajar menangis dari kebahagiaan. Kita belajar tegar dari kehilangan.

“Hidup adalah belajar….”

Belajar bersyukur meski tak cukup. Belajar ikhlas meski tak rela. Belajar taat meski berat. Belajar memahami meski tak sehati. Belajar sabar meski terbebani. Belajar setia meski tergoda. Belajar memberi meski tak seberapa. Belajar mengasihi meski disakiti. Belajar tenang meski gelisah. Belajar percaya meski susah. Belajar dan terus belajar….

Aku jarang mendapatkan apa yang aku inginkan, tapi Alloh memberi apa yang sebenarnya aku butuhkan…

Mohon maaf lahir bathin, selamat hari raya Idul Adha 1433 H

Rabu, 24 Oktober 2012

Two Years Ago...

Ditulis pada hari Senin, 20 September 2010

Pada awalnya aku mungkin tidak berharap menjadi pegawai negri sipil apapun itu kecuali menjadi dosen, tapi kemudian akupun memutuskann untuk masuk kuliah S2 di UGM. Hingga saat ini aku masih kuliah dan sedang memulai menulis proposal untuk thesis. Saat ini aku sedang menginjak semester 3 dan aku berusaha untuk cepat-cepat mengakhiri kuliahku pada semester ini sehingga pada Januari tahun 2011 aku dapat lulus dengan hasil yang tebaik.

Pada tahun-tahun sebelumnya aku tidak kepikiran untuk mengikuti ujian CPNS di manapun itu baik pusat maupun daerah karena tekadku waktu itu adalah menyelesaikan kuliah dengan hasil yag terbaik. Pada kenyataannya pun demikian selama dua semester ini aku berhasil mengikuti perkuliahan dengan baik dan memilii IPK yang cukup fenomenal yaitu 3,8 dari target sebelumya adalah 4. Bagiku itu sudah merupakan pencapaian yang luar biasa serta tiada duanya. Saat ini akupun tinggal merampungkan thesis dengan target nilai A sehingga pada akhir perkuliahan nanti insya Alloh pada awal tahun 2011 nilai IPK ku adalah bisa lebih dari 3,85…lebih dari caumlaude..

Namun pada perjalannannya saat aku mulai menapaki semester 3 ini ada sedikit "kegoncangan" dalam hidupku...hehehe... Godaan-godan untuk segera bekerja mulai berseliweran didalam benak dan hatiku. Apalagi aku selalu ingin agar segera menggenapkan dien dan menikah secepatnya, namun cukup terhambat karena belum mempunyai pekerjaan. Tentu saja saat ini aku sebagai asisten dosen di Geografi UGM bukan sebagai penjamin aku telah memiliki pekerjaan yang layak..Apalagi ditambah bayang-bayang teman-temanku yang sudah lebih dulu bekerja dan mendapatkan bayaran yang baik sehingga bisa lebih bisa menentukan masa depannya..ada yag memutuskan untuk akan segera menikah dan lain sebagainya. Aku jadi tak kuasa menahan inginku untuk juga ingin segera bekerja dimanapun itu termasuk sebagai PNS..

Sehingga pada suatu waktu aku kepikiran untuk mencoba mencari informasi tentang lowongan pekerjaan dosen. Dosen saat itu aku kepikiran UMS di Surakarta yang memiliki Fakultas Geografi dan terakreditasi B. Pada waktu itu sebenarnya tidak ada lowongan dosen di kampus itu namun aku coba untuk berikhtiar mencari informasi yang sedetail-detailnya. Maka tanpa pikir panjang pada bulan ramadhan kemarin aku medatangi kampus UMS di Solo. Aku ditemani oleh bapakku ke sana dan motor Yamaha Yupiter Z ku. Bapakku sangat perhatian sekali pada anak-anaknya termasuk padaku. Aku sangat beruntung mempunyai bapak seperti beliau.

Sesampainya di sana aku memberanikan diri menemui dekan Fakultas Geografi dan menanyakan perihal lowongan dosen geografi di kampus tersebut. Begitu bijak nya bapak itu memberi pejelasan pada kami namun hanya satu keseimpulan yang saya dapatkan bahwa tidak ada lowongan pekerjan untuk dosen. Akupun sudah memperkirakan bahwa pasti tidak akan ada lowongan dosen dan ternyata benar. Namun akupun tidak kecewa sama sekali dan bersyukur telah melakukan ikhtiar dengan sekuat tenaga. Semuanya sudah diatur oleh Allah SWT.

Pada bulan ramadhan kemarin aku medapatkan info dari temanku bahwasanya ada penerimaan CPNS di Bakosurtanal. Pada waktu itu aku tidak terbesit sama sekali untuk ikut, namun setelah dipikir-pikir tidak ada salahnya ikut dan mencoba. Kemudian aku mencoba untuk mendaftar secara online dan mengirimkan berkas-berkas pendaftaran ke pusat. Yang namanya iseng dan tidak sugguh-sungguh akhirnya aku hanya sekedarnya saja mengirimnya. Inilah kali pertama aku menggunakan Ijazah kuliahku dan pertama kali pula aku mendaftar PNS..

Begitu orangtuaku mengerti tentang informasi tersebut maka kemudian reaksi yang terjadi adalah begitu berharapnya mereka agar aku segera diterima dan bekerja sebagai PNS di pusat atau di daerah. Apakah gerangan yang membuat mereka sangat berharap demikian? Tanya diriku dalam hati..mungkin saja sudah sangat lama aku belum bekerja dan mungkin mereka telah menunggu terlalu lama untuk itu ya ada sekitar 1 tahun setengah. Walaupun saat ini aku menjadi asisten dosen, namun itu bukan pekerjaan yang baik bagi diriku, hanya sebuah jalan untuk menambah pengalaman..dan untuk menjadi dosen maka tentu saja aku harus menunggu lulus dulu hingga tahun depan..

Aku tidak tahu harus bersikap apa terhadap kedua orang tuaku megenai hal tersebut. Begitu besar jasa-jasa mereka terhadap aku hingga saat ini, aku tidak mungkin membalas seluruh jasa-jasanya. Namun begitu ternyata oragtuaku sangatlah sabar dan begitu sabar menantikan takdir Allah terhadap anak-anaknya.

Hari pengumumanpun telah tiba , pagi-pagi setelah sholat subuh aku langsung ke warnet terdekat namun ternyata belum ada pengumuman sama sekali dan bahkan aku mencoba loggin ke portal penerimaan dengan ID pengguna dan password ku tidak bisa. Akupun kemudian berfikir apakah ini pertanda bahwa aku tidak diterima dan tidak lolos tes administrasi. Pada siang harinya aku meluncur ke kampus dengan membawa laptopku dan setelah sholat dzuhur aku mencoba melihat informasi pengumuman itu namun ternyata takdir Allah berkata lain. Ya.. tidak ada nama Dian Hudawan Santoso pada pengumuman itu. Benar dugaanku!! Aku tidak diterima dan inilah kehendak Allah pada hidupku.

Lantas aku tidak sama sekali berfikir negative tentang masalah ini pada Allah namun justru inilah kemenanganku bahwa ada isyarat dan pertanda yang lebih baik bagi jalan hidupku kedepan. Aku yakin Allah telah mengatur segalanya dalam hidupku ini dan aku pun mensyukuri atas semua nikmat Allah tersebut. Pada waktu itu memang aku sempat bersedih hati, entah mengapa juga beberapa hari ini aku bersedih hati. Air mata ini mengalir taktertahankan lagi, dan entah sampai kapan airmata ini bisa berhenti mengalir…aku hanya bisa pasrah..apakah Allah menakdirkan aku tidak usah jadi PNS? Atau apakah Allah sedang mempersiapkan sesuatu pekerjaan yang jauh lebih baik ketimbang “hanya” sebagai PNS? Apakah aku kelak akan menjadi pengusaha? Dosen? Guru? Aku tidak tahu itu…

Beberapa hari ini aku memang sangat sedih, banyak sekali hal-hal yang mambut diriku harus mengalirkan air mata..heheh.....masalah setiap hari bermunculan menghiasi hidupku. Mulai dari masalah pekerjaan, menikah, masalah dakwah di masyarakat dan keluarga dan lain sebagainya..yah biarlah masalah ini terus mengalir pada diriku tapi yang pasti dengan banyaknya masalah aku berharap akan menjadi semakin dewasa dalam menapaki kehidupan ini…

Kadang aku berfikir bahwa posisiku saat ini tidak begitu mengecewakan dan menghinakan sebab ternyata masih banyak orang-orang yang hidup jauh lebih sulit dari pada aku saat ini, begitu beruntungnya diriku saat ini masih punya dua orang tua yag baik hati dan sabar, inilah anugerah yang besar bagi diriku dan tak tertandingi nilainya..bagitu bersyukurnya aku saat ini karena aku masih memliki teman-teman yang baik dan mau memperhatikan diriku.. begitu bersyukurnya diriku karena aku masih diberikan kesempatan untuk hidup dan beribadah di dunia ini dengan sebaik-baiknya..hingga aku mampu mempertahankan dan meningkatkan kesolehan pada diriku sampai ajal menjelang..aku ingin menjadi orang soleh aku ingn masuk sorga dengan berbekal ketakwaan pada Allah SWT..dan sampai detik ini alhmadulillah aku masih bisa menjadi hamba Allah yang taat…menurutku hal inilah yang jauh lebih penting daripada segalanya yang berbau dunia di bumi ini.. toh semua Allah telah mengatur dan member rizki pada masing-masing hambanya. Lantas apa yag kita risaukan? Rizki tidak terbatas hanya dari pegawai negeri saja, namun justru kalau ingin mendapat rizki yang banyak maka jadilah usahawan dan berwirausaha..sebagaimana yang dicontohkan oleh Rosululloh saw. Aku pingin sekali mencontoh beliau.. atau saat ini banyak para ustadz-ustadz tawadu’ dan zuhud di negeri ini bisa kaya raya tidak sebagai pegawai negeri, mereka berwirausaha dan menjadi pengusaha sukses sehingga mereka bisa menghidupi keluarganya dengan baik, membantu masyarakat dan mampu umroh serta haji tiap tahun..mereka tidak menggunakan ijazah kuliah namun menggunakan cara-cara yang lain untuk mendapatkan rizki dari Allah SWT..

Dulu aku terinspirasi bahwa sepanjang aku masih bisa berusaha sendiri maka buat apa aku menjadi pegawai negeri!! Pilihan PNS sebenarnya pilihan terakhir dalam hidupku..jadi aku tidak pantas menyesal! Aku tidak menyesal tidak diterima sebagai PNS!! Ada pilihan yang jauh lebih baik dalam hidup ini! Sebab hidup adalah pilihan! Maka aku memilih dengan cara yang terbaik dan syar’I sesuai dengan hukum Allah..iya mungkin belum waktunya bagi diriku..aku masih harus terus meunggu dan bersabar..hingga sabar itu sendirilah yang tidak mampu menahan laju-laju keinginanku..

Terakhir aku ucapkan selamat bagi teman-temanku yang berikhtiar masuk PNS dan bersiap mengikuti tahap selanjutnya. Semoga kalian bisa berjuang dengan sekuat tenaga dan mendapatkan hasil yang terbaik! Amiin

Selasa, 23 Oktober 2012

DOSEN KREATIF & INSPIRATIF

A. Pendahuluan.

Tulisan ini berawal dari pengalaman sendiri selama mengikuti proses perkuliahan di Universitas Negeri Yogyakarta. Ini mungkin penilaian subjektif saya ketika melihat dosen yang saya anggap kreatif, inspiratif selama mereka membimbing kami dalam mengembangkan keilmuan. Tulisan ini adalah persepsi, dan harapan penulis nanti di masa yang akan datang ketika saatnya harus mengaplikasikan ilmu yang penulis dapatkan dari dosen kreatif, inspiratif dalam dunia pendidikan.

Pendidikan adalah usaha sadar manusia yang dilakukan secara sistematis, guna mengantarkan peserta didik menjadi manusia mandiri. Pada jenjang pendidikan tinggi, dosen merupakan fasilitator, motivator, dan inspirator bagi mahasiswanya. Dosen biasanya hanya memberikan pancingan-pancingan kepada pihak mahasiswa, agar dari pihak mahasiswa muncul rasa kepenasaranan sehingga muncul pertanyaan.

Kreatifitas dosen sangat menentukan keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Tanpa kreatifitas, kelas akan terasa jenuh dan membosankan. Dosen kreatif mampu menyulap kondisi kelas se-beku apapun menjadi menarik, meriah dan sangat berarti bahkan berkesan bagi mahasiswa. Dosen kreatif selalu mengikuti perkembangan zaman. Selalu mencari ide-ide segar sebagai ilmu dan wawasan baru untuk disampaikan kepada mahasiswa. Dosen kreatif melakukan yang terbaik baik bagi dirinya, terlebih mahasiswanya. Yang menjadi ukuran adalah realitas sekarang yang harus diperbaiki dan masa depan yang harus lebih baik.

Dosen juga mencoba untuk membangkitkan semangat, greget mahasiswa untuk mempelajari bidang studi yang diambilnya. Misalnya, seperti membuat konsep penampilan bebas tak terbatas pada suatu kelas dan dibagi beberapa kelompok., secara tidak langsung mahasiswa akan merasakan aliran kompetisi di dalamnya, demi mengangkat nama baik kelompoknya mahasiswa akan berfikir memutar otak bagaimana cara menampilkan pertunjukan yang spektakuler, dan tak kalah menarik dengan kelompok lain. Matakuliah yang dianggap membosankan sekalipun seolah menjadi tetes air hujan di gurun pasir , menjadi matakuliah yang ditunggu – tunggu keberadaannya. Dahsyat! Sehingga proses pembelajaran yang berlangsung mempunyai ruh, sehingga menjadi penggerak kreatifitas mahasiswa.

Dosen kreatif dan inspiratif idealnya akan melahirkan calon-calon pendidik atau guru yang kreatif dan inovatif yang akan membuat kelas semakin menarik, yang sangat disenangi peserta didiknya. Karena dengan guru yang kreatif dan inspiratif, maka sudah pasti peserta didik akan mendapat stimulus yang positif, sehingga akan bermunculan generasi yang kreatif dan inovatif. Pada akhirnya proses pendidikan, seperti apapun bentuknya hal itu karena orang yang paling dewasa. Di Perguruan Tinggi adalah dosen, dan di Sekolah/Madrasah adalah guru, dirumah adalah orang tua. Dosen, guru, orang tua idealnya harus menjadi pihak-pihak yang memberikan inspirasi kepada orang di bawahnya yang masih muda.

B. Pembahasan

1. Peran Dosen dalam Proses Pembelajaran.

Pentingnya Dosen atau pembimbing yang membimbing dalam proses pembelajaran di Perguruan tinggi sangatlah penting. Karena dengan dosen itulah visi dan misi pembelajaran bisa dicapai dengan baik. Dengan tingkat perkembangan emosi dan perkembangan kejiwaan yang relatif beragam, maka dibutuhkanlah orang yang membimbing proses pembelajaran di perguruan tinggi itu orang yang lebih dewasa, terutama dari segi kemampuan akademik, kompetensi, dan sikap.

Peran seorang dosen dalam proses perkuliahan adalah sebagai fasilitator; memfasilitasi mahasiswa agar mampu menggali informasi dan mengembangkan keilmuan secara maksimal. Selain fasilitator, dosen juga sebagai motivator; pihak yang memotivasi mahasiswa agar terdorong untuk semakin tertarik dalam pengembangan diri dan keilmuannya. Munculnya interest, ketertarikan terhadap suatu hal membutuhkan dorongan atau motivasi dari pihak luar diri mahasiswa itu sendiri. Seperti yang dikatakan oleh seorang sahabat tentang pentingnya motivasi dari dosen Saya pikir, motivasi dari para dosen lah yang sangat berperan di lingkungan kampus.

Mereka yang secara langsung maupun tidak langsung bisa memberikan sumbangsih mereka dalam mengembangkan idealisme yang tertanam. Kalaupun idealisme itu belum tertanam, maka bisa menjadi suatu kemungkinan yang besar bahwa merekalah yang akan menanamkannya. Saya sebenarnya sangat mendambakan para dosen yang selalu mau memberikan motivasi pada mahasiswa untuk terus maju, meningkatkan kualitas diri, dan serta merta memberikan kontribusi nyata di negeri ini.(4.3)

2. Dosen kreatif

Metode pembelajaran saat ini sangat bervariatif tetapi ada juga yang monoton dengan sistem tradisional yang lama. Bagi institusi pendidikan ini sangat mempengaruhi tingkat kualitas dari pendidikan itu maupun kluaran yang dihasilkan. Tahu sendiri saat ini kualitas pendidikan di Indonesia semakin berkembang dari hari ke hari.(2.1) Di sisi lain tuntutan dan persaingan zaman semakain lama semakain ketat, sehingga dituntut untuk mampu berkompetisi. Untuk mampu berkompetisi, diantaranya kita harus mempunyai kompetensi dan sikap kreatif. Tanpa itu semua kita akan selau tersisihkan oleh mereka yang mempunyai kompetensi dan daya kreatifitas tinggi.

Saya terkesan dengan salah satu dosen yang mempunyai daya kreatifitas yang cukup bagus. Mata kuliah bahasa Indonesai, hampir semua menganggap yang disampaikan paling seperti waktu SMA menjenuhkan, hanya ditambahkan sedikit pengembangan. Tapi setelah mengikuti proses perkuliahan menjadi lain ceritanya. Situasi menjadi menarik, karena dosen yang bersangkutan kreatif. Konsep yang ia tawarkan menjadi stimulan/ bagi penulis; bagaimanan ia membuat konsep drama yang menarik, muncul energi kompetisi diantara kami. Sehingga muncul pemikiran, bagaimana caranya mampu membuat konsep seperti itu. Apa yang disampaikan oleh dosen adalah bentuk kreatifitas yang menggiring mahasiswa mampu berpikir dan berkompetisi untuk membuat sesuatu yang terbaik. Pada akhirnya muncul rasa ingin tahu, sehingga muncul inspirasi untuk menulis makalah ini.

Dalam berbagai teori kreatifitas disebutkan; bahwa salah satu untuk mengembangkan kreativitas adalah dengan setrategi 4.P. P yang pertama adalah pribadi; supaya menjadi kreativ maka harus muncul rasa ingin tahu dari diri sendiri, hal ini kembali kepada pribadi dan personaliti masing-masing. P yang kedua, pendorong , pendorong yang sifatnya internal dari dalam individu sendiri yaitu hasrat motivasi individu yang kuat. P yang ketiga adalah proses; untuk menjadi orang yang kreativ harus sadar dan mau menjalankan proses sebagai sebuah usaha yang nyata. P yang keempat adalah produk; dari P yang pertama sampai P yang ketiga pasti akan menghasilkan sesuatu yang baru, meskipun tidak orisinil tapi bisa berupa kombinasi.(1.138)

Contohnya penelitian, meskipun bukan penelitian pemula tapi paling tidak dengan usaha yang ia lakukan ada informasi baru, setelah ia membandingkan, mengkonfirmasikan dengan penelitian-penelitian terdahulu. Penelitian terdahulu biasanya berfungsi sebagai sumber primer dalam referensi, atau pustaka. Sehinga apapun yang dikatakan penulis, peneliti ada referensinya. Termasuk tulisan yang saya buat, ini merupakan refleksi dari berbagai pengalaman pribadi, ditambah dengan referensi sebagai penguat tulisan ini.

3. Dosen Inspiratif.

Dosen inspiratif adalah dosen yang memberikan insiprsi, menumbuhkan ide baru pada diri mahasiswa. Inspirasi yang muncul di kalangan mahasiswa bisa berawal dari sikap, ucapan atau pernyataan, bahkan karya-karya dosen yang bersangkutan. sama halnya dalam pendidikan di sekolah/madrasah guru inspiratif akan memberikan nuansa yang sangat berarti bagi duni pendidikan.

Ada beberapa kriteria pendidik yang inspiratif; pertama terus belajar, tidak pernah berhenti belajar. Kedua, kompeten atau punya kemampuan, memenuhi kriterian kemampuan yang dibutuhkan. Ketiga ikhlash; apa yang dilakukannya untuk kemaslahatan ummat dan orientasinya keridhoan Allah swt. Keempat, spiritualis. Kelima totalitas, motivator dan kreatif. (1.131).

Kriteria pendidik inspiratif jika dimiliki oleh setengah tenaga kependidikan baik sekolah ataupun perguruan tinggi, maka pendidikan di indosesia akan jauh lebih baik. Banyak orang mengatakan bahwa; pendidik yang inspiratip mungkin hanya satu persen dari keseluruhan. Maka tidak heran kalau pendidikan di indonesia membawa perubahan ke arah yang baik terbilang lambat.

C. Penutup

Pendidik atau dosen yang kreatif dan inspiratif adalah dambaan semua pihak yang akan merubah pola pikir generasi masa datang. Dosen yang kreatif dan inspiratif mampu memberikan inspirasi dan memberdayakan peserta didik/mahasiswa menjadi manusia unggul, mempunyai kompetensi dan daya kreatifitas tinggi, sehingga mampu bersaing dengan orang lain. Dosen yang kreatif dan inovatif adalah penggerak perubahan peradaban manusia

by Bayutresna

Jumat, 05 Oktober 2012

Inilah Pesepakbola Eropa Yang Bangga Akan Identitas Islam

Samir Nasri merupakan salah satu dari sekian banyak pemain Muslim yang bermain di Eropa saat ini. Dalam sebuah kesempatan interview, gelandang timnas Prancis ini pernah mengucapkan kalimat takbir di depan kamera saat Manchester City memastikan diri sebagai juara Liga Inggris 2011-2012 lewat kemenangan yang dramatis. Nasri mengucapkan 'Allahu Akbar' sebagai tanda ucapan syukur kepada Allah atas trofi yang dia dapatkan bersama Manchester Biru itu. Hal ini membuat kalangan Muslim merasa bangga dan kagum kepada Nasri yang tidak lupa akan asal usulnya.

Frederic Kanoute tetap menjalankan ibadah puasa saat Ramadhan meskipun harus bertanding selama 90 menit, dan suhu yang bisa mencapai 40 derajat celcius. Tahun lalu di bulan Ramadhan di Eropa siang hari lebih panjang waktunya daripada malam hari, matahari bersinar selama 13 jam dari pukul 6.30 pagi hingga 20.00. Dan pertandingan biasanya digelar 2 jam sebelum waktu berbuka puasa.

Rami Shaaban, mantan kiper Arsenal dan West Ham yang istiqamah mengikuti ajaran Islam, rutin mengkaji Al-Quran dan menjadikan Al-Quran panduan dalam menjalani hidupnya. Mantan kiper timnas Swedia ini senantiasa melafalkan beberapa ayat sebelum bertanding.

Kolo Toure merasa sebagai seorang muslim dia harus menghormati orang lain. Kesuksesan dirinya selalu disebutnya berkat doanya kepada Allah. Ia juga pernah menjadi guru ngaji di salah satu masjid di kota London, kala itu Toure masih berkostum Arsenal.

Franck Ribery, mualaf setelah menikahi seorang gadis Perancis keturunan Maroko. Memiliki nama Islam yaitu Frank Bilal Ribery. Menurutnya Islam membawanya pada keselamatan. Islam yang menjadi sumber kekuatannya di dalam maupun di luar lapangan. Di saat ia mengalami masa-masa sulit dalam karirnya, Islam datang memberikan kedamaian. Ribery mengaku sebagai seorang muslim yang tidak pernah meninggalkan sholat wajib 5 waktu.

Nicolas Anelka mualaf yang memeluk Islam saat bermain di klub Turki Fenerbache. Memiliki nama Islam yaitu Abdul-Salam Bilal. Dalam wawancara yang dimuat di Match, majalah terbitan Perancis Anelka berkata, "Islam adalah sumber kekuatan saya di dalam maupun di luar lapangan. Saya menjalani karier yang berat. Saya kemudian berketetapan hati untuk menemukan kedamaian. Dan akhirnya saya menemukan Islam." Anelka tetap menjalankan puasa 1 bulan penuh meskipun di tengah kompetisi.

Ibrahim Afellay gelandang serang milik Barcelona asal Belanda ini di tahun 2006 pernah terpilih sebagai "Moslim van het jaar" atau Muslim Tauladan di Belanda.

Momo Sissoko serta Sulley Muntari mereka memilih tetap menjalankan puasa, menurut dia, berpuasa justru memberi kekuatan untuk mengatasi kesulitan.

Robin Van Persie seorang mualaf. Menurutnya Islam adalah agama yang indah dan lembut, di sini ia menemukan keteduhan dan ketenangan

Trio Muslim Newcastle United Demba Ba, Pappise Cisse dan Hatem ben Arfa: Saya percaya pada Allah SWT, Allah Always In My Heart! Kata yang pernah terucap saat dari sosok pesepakbola Muslim yang taat terhadap ajaran Islam, Ben Arfa.

Sumber : Bolanet

Rabu, 03 Oktober 2012

Persiapan Pernikahan

Sungguh indah ikatan suci antara dua orang insan yang pasrah untuk saling berjanji setia menemani mengayuh biduk mengarungi lautan kehidupan. Dari ikatan suci ini dibangun keluarga bahagia, yang dipimpin oleh seorang suami yang shalih dan dimotori oleh seorang istri yang shalihah. Mereka mengerti hak-hak dan kewajiban mereka terhadap pasangannya, dan mereka pun memahami hak dan kewajiban mereka kepada Allah Ta’ala. Kemudian lahir dari mereka berdua anak-anak yang tumbuh dalam ketaatan kepada AllahAzza Wa Jalla. Cinta dan kasih sayang pun tumbuh subur di dalamnya. Rahmat dan berkah Allah pun terlimpah kepada mereka. Inilah keluarga sakinah mawaddah wa rahmah, samara kata orang. Inilah model keluarga yang diidamkan oleh setiap muslim tentunya. Tidak diragukan lagi, bahwa untuk menggapai taraf keluarga yang demikian setiap orang harus melewati sebuah pintu, yaitu pernikahan. Dan usaha untuk meraih keluarga yang samara ini hendaknya sudah dimulai saat merencanakan pernikahan. Pada tulisan singkat ini akan sedikit dibahas beberapa kiat menuju pernikahan Islam yang diharapkan menjadi awal dari sebuah keluarga yang samara.

Berbenah Diri Untuk Mendapatkan Yang Terbaik Penulis ingin membicarakan 2 jenis manusia ketika ditanya: “Anda ingin menikah dengan orang shalih/shalihah atau tidak?”. Manusia jenis pertama menjawab “Ya, tentu saja saya ingin”, dan inilah muslim yang masih bersih fitrahnya. Ia tentu mendambakan seorang suami atau istri yang taat kepada Allah, ia mendirikan shalat ia menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Ia menginginkan sosok yang shalih atau shalihah. Maka, jika orang termasuk manusia pertama ini agar ia mendapatkan pasangan yang shalih atau shalihah, maka ia harus berusaha menjadi orang yang shalih atau shalihah pula. Allah Azza Wa Jalla berfirman yang artinya: “Wanita-wanita yang keji untuk laki-laki yang keji. Dan laki-laki yang keji untuk wanita-wanita yang keji pula. Wanita-wanita yang baik untuk laki-laki yang baik. Dan laki-laki yang baik untuk wanita-wanita yang baik pula” [QS. An Nur: 26]. Yaitu dengan berbenah diri, berusaha untuk bertaubat dan meninggalkan segala kemaksiatan yang dilakukannya kemudian menambah ketaatan kepada Allah Ta’ala.

Sedangkan manusia jenis kedua menjawab: “Ah saya sih ndak mau yang alim-alim” atau semacam itu. Inilah seorang muslim yang telah keluar dari fitrahnya yang bersih, karena sudah terlalu dalam berkubang dalam kemaksiatan sehingga ia melupakan Allah Ta’ala, melupakan kepastian akan datangnya hari akhir, melupakan kerasnya siksa neraka. Yang ada di benaknya hanya kebahagiaan dunia semata dan enggan menggapai kebahagiaan akhirat. Kita khawatir orang-orang semacam inilah yang dikatakan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam sebagai orang yang enggan masuk surga. Lho, masuk surga koq tidak mau? RasulullahShallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Setiap ummatku akan masuk surga kecuali yang enggan”. Para sahabat bertanya: ‘Siapakah yang enggan itu wahai Rasulullah?’. Beliau bersabda: “Yang taat kepadaku akan masuk surga dan yang ingkar terhadapku maka ia enggan masuk surga” [HR. Bukhari] Seorang istri atau suami adalah teman sejati dalam hidup dalam waktu yang sangat lama bahkan mungkin seumur hidupnya. Musibah apa yang lebih besar daripada seorang insan yang seumur hidup ditemani oleh orang yang gemar mendurhakai Allah dan Rasul-Nya? Padahal Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Keadaan agama seorang insan tergantung pada keadaan agama teman dekatnya. Maka sudah sepatutnya kalian memperhatikan dengan siapa kalian berteman dekat” [HR. Ahmad, Abu Dawud. Dihasankan oleh Al Albani]

Bekali Diri Dengan Ilmu Ilmu adalah bekal penting bagi seseorang yang ingin sukses dalam pernikahannya dan ingin membangun keluarga Islami yang samara. Ilmu yang dimaksud di sini adalah ilmu agama tentunya. Secara umum, seseorang perlu membekali diri dengan ilmu-ilmu agama, minimal ilmu-ilmu agama yang wajib bagi setiap muslim. Seperti ilmu tentang aqidah yang benar, tentang tauhid, ilmu tentang syirik, tentang wudhu, tentang shalat, tentang puasa, dan ilmu yang lain, yang jika ilmu-ilmu wajib ini belum dikuasai maka seseorang dikatakan belum benar keislamannya. Lebih baik lagi jika membekali diri dengan ilmu agama lainnya seperti ilmu hadits, tafsir al Qur’an, Fiqih, Ushul Fiqh karena tidak diragukan lagi bahwa ilmu adalah jalan menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Renungkanlah firman Allah Ta’ala, yang artinya: “Allah meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat” [QS. Al Mujadalah: 11]

Secara khusus, ilmu yang penting untuk menjadi bekal adalah ilmu tentang pernikahan. Tata cara pernikahan yang syar’I, syarat-syarat pernikahan, macam-macam mahram, sunnah-sunnah dalam pernikahan, hal-hal yang perlu dihindari, dan yang lainnya.

Siapkan Harta Dan Rencana Tidak dapat dipungkiri bahwa pernikahan membutuhkan kemampuan harta. Minimal untuk dapat memenuhi beberapa kewajiban yang menyertainya, seperti mahar, mengadakan walimah dan kewajiban memberi nafkah kepada istri serta anak-anak. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Cukuplah seseorang itu berdosa bila ia menyia-nyiakan orang yang menjadi tanggungannya.” [HR. Ahmad, Abu Dawud]. Namun kebutuhan akan harta ini jangan sampai dijadikan pokok utama sampai-sampai membuat seseorang tertunda atau terhalang untuk menikah karena belum banyak harta. Harta yang dapat menegakkan tulang punggungnya dan keluarganya itu sudah mencukupi. Karena Allah dan Rasul-Nya mengajarkan akhlak zuhud (sederhana) dan qana’ah (mensyukuri apa yang dikarunai Allah) serta mencela penghamba dan pengumpul harta. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Celakalah hamba dinar, celakalah hamba dirham, celakalah hamba khamishah dan celakalah hamba khamilah. Jika diberi ia senang, tetapi jika tidak diberi ia marah” [HR. Bukhari]. Disamping itu, terdapat larangan bermewah-mewah dalam mahar dan terdapat teladan menyederhanakan walimah. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Pernikahan yang paling besar keberkahannya ialah yang paling mudah maharnya” [HR. Ahmad]. Beliau Shallallahu’alaihi Wasallam juga, berdasarkan hadits Anas Bin Malik Radhiyallahu’anhu, ketika menikahi Zainab Bintu Jahsy mengadakan walimah hanya dengan menyembelih seekor kambing [HR. Bukhari-Muslim]. Selain itu rumah tangga bak sebuah organisasi, perlu manajemen yang baik agar dapat berjalan lancar. Maka hendaknya bagi seseorang yang hendak menikah untuk membuat perencanaan matang bagi rumah tangganya kelak. Misalnya berkaitan dengan tempat tinggal, pekerjaan, dll.

Pilihlah Dengan Baik Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda : “Tiga hal yang seriusnya dianggap benar-benar serius dan bercandanya dianggap serius : nikah, cerai dan ruju’ ” (Diriwayatkan oleh Al Arba’ah kecuali Nasa’i). Salah satunya dikarenakan menikah berarti mengikat seseorang untuk menjadi teman hidup tidak hanya untuk satu-dua hari saja bahkan seumur hidup insya Allah. Jika demikian, merupakan salah satu kemuliaan syariat Islam bahwa orang yang hendak menikah diperintahkan untuk berhati-hati, teliti dan penuh pertimbangan dalam memilih pasangan hidup. Kriteria yang paling utama adalah agama yang baik. Setiap muslim atau muslimah yang ingin beruntung dunia akhirat hendaknya mengidam-idamkan sosok suami atau istri yang baik agamanya, ia memahami aqidah Islam yang benar, ia menegakkan shalat, senantiasa mematuhi perintah Allah dan Rasul-Nya serta menjauhi larangan-Nya. Sebagaimana Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menganjurkan memilih istri yang baik agamanya“Wanita dikawini karena empat hal : ……. hendaklah kamu pilih karena agamanya (ke-Islamannya), sebab kalau tidak demikian, niscaya kamu akan celaka”. [HR. Bukhari- Muslim]. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam juga mengancam orang yang menolak lamaran dari seorang lelaki shalih “Jika datang kepada kalian lelaki yang baik agamanya (untuk melamar), maka nikahkanlah ia. Jika kalian tidak melakukannya, niscaya akan terjadi fitnah dan kerusakan besar di muka bumi” [HR. Tirmidzi, Ibnu Majah].

Selain itu ada beberapa kriteria lainnya yang juga dapat menjadi pertimbangan untuk memilih calon istri atau suami:

1. Sebaiknya ia berasal dari keluarga yang baik nasabnya (bukan keluarga pezina atau ahli maksiat)

2. Sebaiknya ia sekufu. Sekufu maksudnya tidak jauh berbeda kondisi agama, nasab dan kemerdekaan dan kekayaannya

3. Gadis lebih diutamakan dari pada janda

4. Subur (mampu menghasilkan keturunan)

5. Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Sebaik-baik wanita adalah yang menyenangkan jika engkau pandang…” [HR. Thabrani]

6. Hendaknya calon istri memahami wajibnya taat kepada suami dalam perkara yang ma’ruf

7. Hendaknya calon istri adalah wanita yang mengaja auratnya dan menjaga dirinya dari lelaki non-mahram.

Shalat Istikharah Agar Lebih Mantap Pentingnya urusan memilih calon pasangan, membuat seseorang layak untuk bersungguh-sungguh dalam hal ini. Selain melakukan usaha, jangan lupa bahwa hasil akhir dari segala usaha ada di tangan Allah Azza Wa Jalla. Maka sepatutnya jangan meninggalkan doa kepada Allah Ta’ala agar dipilihkan calon pasangan yang baik. Dan salah satu doa yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan shalat Istikharah. Sebagaimana hadits dari JabirRadhiyallahu’anhu, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam mengajarkan kepada kami istikharah dalam segala perkara sebagaimana beliau mengajarkan Al Qur’an” [HR. Bukhari].

Datangi Si Dia Untuk Nazhor Dan Khitbah Setelah pilihan telah dijatuhkan, maka langkah selanjutnya adalah Nazhor. Nazhor adalah memandang keadaan fisik wanita yang hendak dilamar, agar keadaan fisik tersebut dapat menjadi pertimbangan untuk melanjutkan melamar wanita tersebut atau tidak. Terdapat banyak dalil bahwa Islam telah menetapkan adanya Nazhor bagi lelaki yang hendak menikahi seorang wanita. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Jika salah seorang dari kalian meminang wanita, maka jika dia bisa melihat apa yang mendorongnya untuk menikahinya maka lakukanlah” [HR. Abu Dawud]. Namun dalam nazhor disyaratkan beberapa hal yaitu, dilarang dilakukan dengan berduaan namun ditemani oleh mahrom dari sang wanita, kemudian dilarang melihat anggota tubuh yang diharamkan, namun hanya memandang sebatas yang dibolehkan seperti wajah, telapak tangan, atau tinggi badan.

Dalil-dalil tentang adanya nazhor dalam Islam juga mengisyaratkan tentang terlarangnya pacaran dalam. Karena jika calon pengantin sudah melakukan pacaran, tentu tidak ada manfaatnya melakukan Nazhor.

Setelah bulat keputusan maka hendaknya lelaki yang hendak menikah datang kepada wali dari sang wanita untuk melakukan khitbah atau melamar. Islam tidak mendefinisikan ritual atau acara khusus untuk melamar. Namun inti dari melamar adalah meminta persetujuan wali dari sang wanita untuk menikahkan kedua calon pasangan. Karena persetujuan wali dari calon wanita adalah kewajiban dan pernikahan tidak sah tanpanya. RasulullahShallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Tidak sah suatu pernikahan kecuali dengan keberadaan wali” [HR. Tirmidzi]

Siapkan Mahar Hal lain yang perlu dipersiapkan adalah mahar, atau disebut juga mas kawin. Mahar adalah pemberian seorang suami kepada istri yang disebabkan pernikahan. Memberikan mahar dalam pernikahan adalah suatu kewajiban sebagaimana firman Allah Ta’ala yang artinya: “Maka berikanlah kepada mereka maharnya sebagai suatu kewajiban” [QS. An Nisa: 24]. Dan pada hakekatnya mahar adalah ‘hadiah’ untuk sang istri dan mahar merupakan hak istri yang tidak boleh diambil. Dan terdapat anjuran dari Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam untuk tidak terlalu berlebihan dalam mahar, agar pernikahannya berkah. Sebagaimana telah dibahas di atas.

Setelah itu semua dijalani akhirnya sampailah di hari bahagia yang ditunggu-tunggu yaitu hari pernikahan. Dan tali cinta antara dua insan pun diikat.

Belum Sanggup Menikah? Demikianlah uraian singkat mengenai kiat-kiat bagi seseorang yang hendak menapaki tangga pernikahan. Nah, lalu bagaimana kiat bagi yang sudah ingin menikah namun belum dimampukan oleh Allah Ta’ala? AllahSubhanahu Wa Ta’ala berfirman yang artinya: “Orang-orang yang belum mampu menikah hendaknya menjaga kesucian diri mereka sampai Allah memampukan mereka dengan karunia-Nya” [QS. An Nur: 33]. As Sa’di menjelaskan ayat ini: “Yaitu menjaga diri dari yang haram dan menempuh segala sebab yang dapat menjauhkan diri keharaman, yaitu hal-hal yang dapat memalingkan gejolak hati terhadap hal yang haram berupa angan-angan yang dapat dikhawatirkan dapat menjerumuskan dalam keharaman” [Tafsir As Sa’di]. Intinya, Allah Ta’alamemerintahkan orang yang belum mampu untuk menikah untuk bersabar sampai ia mampu kelak. Dan karena dorongan untuk menikah sudah bergejolak mereka diperintahkan untuk menjaga diri agar gejolak tersebut tidak membawa mereka untuk melakukan hal-hal yang diharamkan.

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam juga menyarakan kepada orang yang belum mampu untuk menikah untuk banyak berpuasa, karena puasa dapat menjadi tameng dari godaan untuk bermaksiat [HR. Bukhari-Muslim]. Selama masih belum mampu untuk menikah hendaknya ia menyibukkan diri pada hal yang bermanfaat. Karena jika ia lengah sejenak saja dari hal yang bermanfaat, lubang kemaksiatan siap menjerumuskannya. Ibnul Qayyim Al Jauziyah memiliki ucapan emas: “Jika dirimu tidak disibukkan dengan hal-hal yang baik, pasti akan disibukkan dengan hal-hal yang batil” (Al Jawabul Kaafi Liman Sa’ala ‘An Ad Dawa Asy Syafi, hal. 109). Kemudian senantiasa berdoa agar Allah memberikan kemampuan untuk segera menikah. Wallahul Musta’an.

Kekuatan Pikiran

Perubahan, perbaikan, dan pengembangan kepribadian harus selalu dimulai dari pikiran kita. Sebab, tindakan, perilaku, sikap dan kebiasaan kita sesungguhnya ditentukan oleh pikiran-pikiran yang memenuhi benak kita. Bukan hanya itu, semua emosi atau perasaan yang kita rasakan dalam jiwa kita seperti kegembiraan dan kesedihan, kemarahan dan ketenangan, juga ditentukan oleh pikiran-pikiran kita. Kita adalah apa yang kita pikirkan.

Maka, kekuatan kepribadian kita akan terbangun saat kita mulai memikirkan pikiran-pikiran kita sendiri, memikirkan cara kita berpikir, memikirkan kemampuan berpikir kita, dan memikirkan bagaimana seharusnya kita berpikir. Benih dari setiap karya - karya besar yang kita saksikan dalam sejarah, selalu terlahir pertama kali di sana: di alam pikiran kita. Itulah ruang pertama dari semua kenyataan hidup yang kita saksikan.(Anis Matta)

Senin, 01 Oktober 2012

Rencana Tuhan

Ketika aku masih kecil, waktu itu ibuku sedang meyulam sehelai kain. Aku yang sedang bermain di lantai, melihat ke atas dan bertanya,apa yang ia lakukan. Ia menerangkan bahwa ia sedang meyulam sesuatu di atas sehelai kain. Tetapi aku memberitahu kepadanya, bahwa yang kulihat dari bawah adalah benang ruwet. Ibu dengan tersenyum memandangiku dan berkata dengan lembut, "Anakku, lanjutkanlah permainanmu,sementara ibu menyelesaikan sulaman ini, nanti setelah selesai, kamu akan kupanggil dan kududukkan di atas pangkuan ibu dan kamu dapat melihat sulaman ini dari atas."

Aku heran, mengapa ibu menggunakan benang hitam dan putih, begitu sembrawut menurut pandanganku. Beberapa saat kemudian, aku mendengar suara ibu memanggil, "Anakku, mari ke sini, dan duduklah di pangkuan ibu." Waktu aku lakukan itu, aku heran dan kagum melihat bunga-bunga yang indah, dengan latar belakang pemandangan matahari yang sedang terbit, sungguh indah sekali. Aku hampir tak percaya melihatnya, karena dari bawah yang aku lihat hanyalah benang-benang ruwet.

Kemudian ibu berkata, "Anakku, dari bawah memang ruwet dan kacau, tetapi engkau tidak menyadari bahwa dia atas kain ini sudah ada gambar yang direncanakan, sebuah pola, ibu hanya mengikutinya." "Sekarang, dengan melihatnya dari atas, kamu dapat melihat keindahan dari apa yang ibu lakukan."

Sering selama bertahun-tahun, aku melihat ke atas dan bertanya kepada TUHAN,"apa yang Engkau lakukan?" Ia menjawab, "Aku sedang menyulam kehidupanmu." Dan aku membantah, "Tetapinampaknya hidup ini ruwet,benang benangnya banyak yang hitam, mengapa tidak semuanya memakai warna yang cerah? Kemudian TUHAN menjawab, "kamu teruskan pekerjaanmu, dan Aku juga menyelesaikan pekerjaan-Ku di bumi ini. Suatu saat nanti Aku akan memanggilmu ke surga dan mendudukkan kamu di pangkuan-Ku, dan kamu akan melihat rencana-Ku yang indah dari sisi-Ku!"

SERING KALI KITA TIDAK MENGERTI APA YANG TUHAN INGINKAN DALAM HIDUP KITA .. TAPI PERCAYALAH BAHWA SEMUA YANG TELAH DIA IJINKAN TERJADI DALAM HIDUP KITA ADALAH YANG TERBAIK.

Subhannalloh,artikel di atas diambil dari eramuslim karya Ust. Satriya Hadi Lubis. Semoga ini menjadi sebuah inspirasi dan ibroh dalam menjalani takdir kehidupan kita di dunia ini masing-masing. Benar kata Akhmad Albar dalam nyanyiannya bahwa "dunia ini panggung sandiwara.." semua sudah ada yang menyutradarainya yaitu Allah Azza wa jalla, sehingga setiap kita dituntut memainkan peran kita masing2 dengan sebaik mungkin sesuai keinginan Sang Sutradara.

Kadang kita berpikir-pikir bahwasanya kita tidak" terima" dengan peran yang kita mainkan saat ini sehingga kita ingin selalu meminta peran yang terbaik sebagai pahlawan misalnya.namun jika sebuah film semuanya pahlawan tentu tidak enak untuk di tonton. pasti ada tokoh - tokoh lain yang bisa dimainkan. Bukankah sutradara meninginkan peran sesuai sekenario yang ia tuliskan di dalam naskah apa pun itu? Bukankah Allah meninginkan manusia untuk berbuat kebaikan di dunia ini, menyeru kebenaran dan mengajak menuju Darussalam?

Jadi setiap kita memainkan peran kita masing-masing. Karena setiap kita memiliki peran yang berbeda maka kita disuruh Allah bertakwa sesuai dengan kemampuan kita masing-masing: "bertakwalah kepada Allah sesuai kemampuannmu". Allah tidak menuntut kita menjadi yang terbaik di dunia ini tetapi Allah hanya meminta kita berperan secara optimal sebagaiman peran kita saat ini. Ust.Anis Matta mengatakan Jika kita berkemampuan B maka, Allah tidak menuntut agar kita berkemampuan A namun kita wajib memaksimal kemampuan B yang kita miliki. Misalnya Umar dengan Bilal, kita tahu mereka pahlawan Islam, namun mungkin kontribusinya berbeda. Atau misalnya kita tahu Umar bin Khotob yang dimasa hidupnya tidak pernah menjadi panglima perang karena kemampuannya jauh melebihi kapasitas dari panglilma perang, tetapi beliau juga ahli negara, ahli perng dll. Oleh sebabi tu Umar memang layak diberi amanah yang jauh lebih berat yaitu sebagai Amirulmu'minin. Sedangkan amanah panglima perang diberikan kepada sahabat yang lain misalnya Saad bin Abi Wakos.

Semoga menjadi bahan muhasabah untuk diriku dan mungkin bagi antum sahabat-sahabatku semua. Jz

“Multi-crashing?: The Graduate Student’s Guide to Balancing Work and Study.”

Ketika aku membaca salah satu artikel di buletin Plane Tree dari the Graduate Student Association Unimelb, akhirnya aku merasa di ‘jalan yang benar.’ Judulnya “Multi-crashing?: The Graduate Student’s Guide to Balancing Work and Study.” Ditulis oleh Clare Rhoden, lulusan PhD dari the School of Culture and Communication. Dalam biodata singkatnya, alih-alih dia menyebutkan profesinya setelah lulus. Di situ bahkan ditulis ‘juggling part-time work and part-time writing with full time family commitments and a new puppy.’ Setelah selesai membaca, aku merasa dapat pencerahan. Rasa bersalahku berkurang, karena ternyata aku tidak sendiri.

Dalam artikelnya, disebutkan bahwa studi lanjut ke jenjang S2/S3 memang menantang dalam banyak hal. Semua mahasiswa di tingkat ini sudah punya tujuan, namun juga punya kehidupan lain, yang kadang membutuhkan banyak waktu. Sebagian besar mahasiswa pascasarjana mengalami kendala antara kerja, studi, dan keluarga. Kuncinya adalah mengelola komitmen terhadap semua komitmen dengan sebaik-baiknya. Ini ringkasan tentang tips yang diberikan, dan aku poles di sana-sini sesuai kondisi yang kuhadapi.

1. Tentukan prioritas Anda Studi mungkin tidak selalu bisa menjadi prioritas utama di setiap waktu. Kadang anggota keluarga sakit, atau masalah pekerjaan bisa mengambil alih prioritas. MASALAH baru akan timbul bila urusan di luar studi ini SELALU menjadi prioritas utama, sehingga mengganggu waktu untuk studi. Solusinya: ubahlah (turunkan) standar prioritas anda.

2. Buatlah jadwal yang realistis Carilah waktu yang paling tepat untuk urusan studi. Quality time lebih penting daripada quantity. Meski hanya 2-3 kali seminggu, tapi lakukan pada saat anda bisa mencapai peak performance. Dan lakukan ini secara rutin. Nothing will change if you don’t take charge of your time. (Tips yang ini serasa maknyus. Waktu yang kusediakan 4-5 jam selama 5 hari/minggu akan cukup bila dimanfaatkan sebaik-baiknya. Saat aku sendirian di rumah atau di kampus dan anak-anak sedang sekolah. Tidak perlu khawatir dengan cucian yang menumpuk atau ruang tamu yang agak berantakan. Nanti bisa dikerjakan saat anak-anak sudah di rumah).

3. Belajarlah seolah-olah ini adalah pekerjaan Anda Sekolah bukanlah pekerjaan dalam hidup Anda. Itu hanya batu loncatan yang harus dilalui. Jadi, anggaplah ini sebagai pengalaman kerja untuk memperoleh pekerjaan yang lebih baik di masa datang. Saat Anda sedang ‘belajar,’ lakukan tugas-tugas yang kecil-kecil dan doable agar timbul perasaan ‘sudah menghasilkan sesuatu.’ Sense of accomplishment, kira-kira begitu. Jauhilah semua gangguan, misalnya mengintip email, SMS, atau status update teman-teman FB. Tidak ada ruginya ‘putus hubungan dengan dunia luar’ selama 1-2 jam. Anda akan bisa merasakan progress yang signifikan dalam 1 jam. Ingatlah: tidak ada yang tidak penting dalam melakukan kegiatan positif, meski itu hanya sekedar membuat oret-oretan to-do list. (Kupingku serasa dislenthik nih. Sudah tahu waktunya sedikit, aku masih suka sebentar-sebentar cek email dan FB. Siapa tahu ada yang njawil. Sok penting kali!).

4. Beri batas waktu Anda akan bisa bekerja lebih baik bila waktu dibatasi. Waktu yang banyak malah bisa menimbulkan progress yang lamban. Sekedar analogi: bila mau ada tamu 1 jam lagi, maka persiapannya ya 1 jam itu. Bila waktunya 1 hari, maka persiapan ya akan 1 hari penuh. Hasilnya bisa saja sama saja. (Yang ini ada benarnya juga. Saat masih sendirian di sini, aku bisa habiskan 4 hari penuh, sehari-semalam untuk baca dan nulis draft proposal. Sekarang dengan waktu yang jauh lebih sempit, masih bisa juga menghasilkan sedikit tulisan. Blog pribadiku malah lebih ‘berisi’ setelah ada anak-anak di sini).

5. Sesuaikan harapan Anda (dalam bahasa saya: turunkan standar kepuasan) Mungkin saat kuliah S1, Anda lulus dengan predikat terbaik atau cum laude. Bukannya tidak mungkin mencapai prestasi yang sama saat studi S2/S3, namun kondisi yang juga berubah membutuhkan penyesuaian dalam pengharapan yang lebih realistis. Ada keluarga yang perlu diurus, ada pekerjaan yang menanti. Studi lanjut hakikatnya adalah mengembangkan intelektualitas, meningkatkan kualifikasi, bukan sekedar memperoleh gelar atau predikat terbaik. (Setuju 100%. Tidak perlu terobsesi dengan ‘being the best.’ Being with the kids while studying overseas is one of the best things you can have now).

6. Lakukan apa yang Anda lakukan Sebisa mungkin, pisahkan antara waktu kerja dan waktu belajar. Saat belajar, belajarlah. Saat bersama keluarga atau bekerja, optimalkan perhatian anda bagi mereka. Mungkin anda merasa ‘bagus’ dalam hal multi-tasking. Namun hampir tidak ada pekerjaan yang bisa dilakukan dengan optimal hanya dengan ‘separuh otak.’ (Ok deh, akan kucoba. Selama ini agak terlalu bangga dengan my multi-tasking capacity. Ternyata nggak gitu-gitu amat manfaatnya.).

7. Hati-hatilah dengan si kembar ini: procrastination and perfectionism. Jangan biasakan menunda pekerjaan, namun jangan memaksa diri mencapai hasil yang sempurna. Gelar tidak diraih hanya karena Anda pintar, tapi karena anda juga produktif. Terapkan ilmu pragmatisme: do what you can in the time available-make the best you can in the time available. And do it NOW!

Artikel ini membuatku merasa lebih nyaman dengan segala keterbatasan yang kuhadapi. Daripada mengeluh tentang sedikitnya waktu, lebih baik mengoptimalkan waktu yang sedikit itu. There’s always time for everything. But you can’t use your time to do many things at one time. SO, MAKE THE BEST OF YOUR TIME.by tiwikpr

Jumat, 28 September 2012

Rahmat Al Qur'an

Allah turunkan rahmat qur'an
Jadikan qur'an cahya petunjuk kebenaran
Allah ingatkan kami semua yang kami lalai
Berikan ilmu yang bermanfaat
Jadikan qur'an bacaan yang kami cinta di malam dan siang
Jadikan qur'an penerang
Ya... robbal alamin

oh Allah bes us sweet al qur'an
make our leader our live our guid and blesed
Allah remain us of mine we forget and teach us what we dont know of my failed Allah
Do al qur'an best everything all nigth and all day
Make al qur'an love foundation Ya... robbal alamin

Allahummar hamna bil Quran
waj’alhu lana imaamau wa nuurau wa hudaw wa rahmah
Allahumma dzakkirna minhu maa nasiina
wa ’allimna minhumaa jahiilna
warzuqna tilaawatahu
aana al laili wa athrofannahar
waj’alhu lana hujjatan
Yaaa rabbal ‘alamiin

Hidup adalah pilihan….

Hidup adalah pilihan. Mau apapun kita sebenarnya terserah keinginan kita. Apapun itu terserah kita. Maka ketika kita dibekali potensi yang luar biasa oleh Allah SWT maka saat itu kita harus berusaha mengasah dan meningkatkan potensi-potensi kita untuk survive.

Ketika kita tahu semua aturan dan hukum Allah, maka saat itu pula kita harus senantiasa sekuat tenaga untuk menegakkan hukum dan aturan tersebut. Kita adalah seorang muslim maka kita harus selayaknya memiliki kepribadian sebagai seorang muslim yang taat dan patuh pada aturan Allah.

Pedoman hidup manusai sudah terangkum dengan sangat jelas didalam Al Qur’an dan Hadits. Tinggal bagaiman setiap manusia mau dan mampu menjalankan aturan-aturan tersebut. Semua permasalahan hidup sudah ada aturannya di dalam kitab itu tidak ada yang kurang dan tercecer sedikitpun. Apapun dan segala betuk aktivitas sudah ada tuntunannya. Tinggal bagaiamana setiap orang yang sudah diberikan hidayah berupa keimanan dan aqidah yang mantap bisa memvisualisasikan bahasa kitab tersebut didalam keseharian hidupnya. Mulai bagaimana beribadah menyembah Allah , adab bermasyarakat, adab munakahat, adab perniagaan, adab berbicara, dan seluruhna semuanya telah adsemua aktivitas-aktivitas kita.

Nah dalam kesempatan ini saya TIDAK akan membahas tentang kriteria kekasih pilihan atau “cinta” adalah pilihan, itu sudah terlalu umum dan sudah banyak yang menulis gituan, hehe… tetapi saya akan focus membahas tentang pilihan atas bagaimana berpenghasilan/berma’isyah yang “pas” sesuai anjuran dan teladan Rosululloh SAW. Ada banyak jenis pekerjaan di dunia ini namun tidak banyak yang menyadari bahwa banyaknya jenis pekerjaan itu belum tentu semuanya halal dan barokah. Sebagai seorang muslim tentu harus mempunyai pilihan-pilihan yang menguntungkan bagi dirinya secara duniawi maupu secara ukhrowi. Artinya adalah pekerjaan itu bernilai besar secara penghasilan dan materi tetapi juga tinggi nilainya di akhirat kelak. Yaitu sebuah pilihan pekerjaan yang strategis bagi dunia dan bagi akherat.

Orang yang telah mengenal dakwah dan senantiasa berusaha mewakhafkan sebagian besar waktu, pikiran, tenaga dan hartanya untuk dakwah tidak akan menjatuhkan pilihannya pada suatau aktivitas pekerjaan yang akan mengurangi jatah waktunya untuk berdakwah. Itu pilihan yang konyol. Sebab kata Ust. Anis Mata adalah semakin tua dan semakin lama kita berada dalam barisan dakwah ini maka akan semakin besar pula beban kita di dalam dakwah. Oleh karena semua aktivitas terutama dalam berpenghasilan dan pekerjaan kita harus menjadi bagian dari kerja-kerja dakwah kita. Harus menjadi bagian dalam proyek besar dakwah kita. Jangan sampai waktu dakwah kita habis “hanya” karena masalah misyah. Kejadian ini adalah fenomena yang sedang menghinggapi ikhwah kita. Kerja-kerja dakwah semakin terbengkalai karena sibuk “bekerja”. Padahal tuntutan dakwah semakin lama semakin berat dan kalau hal ini terjadi maka akan terjadi ketimpangan yang luar biasa yang dapat menghancurkan nilai dakwah itu sendiri.

Dakwah tidak membutuhkan kita namun sebenarnya kita lah yang membutuhkan dakwah. Dakwah akan tetap berjalan dengan atau tanpa kita. Jadi sekali lagi dakwah juga merupakan pilihan bagi kita. Tetapi apakah iya orang yang sudah lama memahami tentang arti penting dakwah kemudian tiba-tiba berlepas diri dari dakwah?. Atau setidaknya intensitas dakwahnya mulai menurun karena seuatu hal? Pertanya ini adalah bersifat retoris, banyak kenyataan membuktikan bahwa hal-hal tersebut memang ada dan banyak terjadi dikalangan ikhwah kita. Dan salah satu penyebabnya adalah masalah ma’isyah atau pekerjaan.

Ketika sudah terbentur dengan pekerjaan biasanya semuanya akan diatur dan disesuaikan dengan pekerjaannya itu begitu juga dengan dakwahnya. Salah satu contohnya adalah dulu sebelum orang bekerja sebagai “ini” dia sangat aktif berdakwah, khutbah dimana-mana, ngisi kajian dimana-mana., namun karena sekarang sudah bekerja sebagai “ini” maka intensitasnya pun menurun, dia tidak lagi bisa leluasa mengisi khutbah dan kajian sebagaimana dulu sering ia lakukan, bahkan kehadiran untuk liqo saja sudah mulai menurun, bahkan liqo binaannya sudah mulai amburadul tak terurus. Apalagi setelah punya banyak anak, bisa jadi hampir tidak pernah ada agenda mengurus anak ataupun istri hanya karena pekerjaannya itu butuh banyak waktu dan pikiran.

Nah, gajala-gajala seperti inilah sebenarnya yang mampu menhancurkan dakwah itu sendiri oleh karena menjadi sangat mungkin bahwa dakwah di negara kita sangat lambat untuk berkembang. Mungkin inilah salah satu sebabnya dan saya kira masih ada banyak faktor lain yang menjadi variabel-vatiabel penyebabnya. Sering kita dapati dengan sebuah kenyataan bahwa ada banyak hadist dan “ungkapan pembela” bahwa bekerja itukan ibadah juga?

Memang benar dan saya sangat sepakat bekerja adalah ibadah sebab bekarja akan menghasilkan nafkah untuk anak dan istri mereka (keluarga)., dan sama juga nilainya berjihad di jalan Allah jika dilakukan dengan niat yang ikhlas serta cara yang benar tidak melanggar aturan Allah. Itulah ibadah “ghoirumahdoh”., namun konteks bekerja disitu sebenarnya adalah secara normantif yang aplikatif tetapi tidak bernilai strategis. Artinya jenis apapun pekerjaannya dia mampu menghasilkan uang tetapi bagi kemajuan dakwah sangat lambat, karena dia harus fokus pada pekerjaanya itu sehingga membutuhkan banyak waktu, tenaga, pikiran dan lain sebagainya. Oleh karena juga jenis pekerjaannya itu tidak secara langsung berkaitan dengan dakwah secara horizontal maupun vertikal. Sehingga dalam konteks ini kehadirannya untuk bekerja telah mengurangi jatahnya untuk berdakwah kepada masyarakat.

Hal-hal seperti inilah yang harus diantisipasi sejak dini dan harus dipikirkan secara sungguh-sungguh mulai dari sekarang. Artinya hidup itu adalah pilihan dan pekerjaan adalah bagaian dari hidup kita sebab kita butuh survive dan uang adalah sarana untuk survive dan uang bisa didapatkan hanya dengan bekerja. , oleh karena itu pekerjaan adalah pilihan. Maka pilihlah yang paling strategis untuk dunia maupun untuk akhirat.

Lalu pekerjaan jenis apa yang seperti itu?? Teringat dalam salah satu kajiannya Ust. Anis bahwa carilah pekerjaan yang memenuhi 5 kriteria., yang pertama carilah pekerjaan yang tidak membutuhkan banyak waktu kita karena waktu kita untuk dakwah., carilah pekerjaan yang tidak membutuhkan kehadiran kita secara langsung karena kehadiran kita untuk dakwah, carilah pekerjaan yang tidak membutuhkan pikiran kita karena pikiran kita untuk memikirkan dakwah, carilah pekerjaan yang tidak menghabiskan tenaga kita karena tenaga kita untuk dakwah dan yang terakhir hasilnya harus besar.

Jenis pekerjaan apakah itu? Ikhwah fillah, setiap kita tidaklah sama dan juga setiap kita memiliki resep yang berbeda oleh karena itu kita dituntut untuk memikirkannya mulai sekarang., dan saya yakin pasti akan ketemu. Sejak saat itu saya mencoba memikirkan, memahami dan menghayati serta menghubung-hubungkan dan akhirnya saya menemukan sebuah hadist Rosululloh bahwa dari 10 jenis pekerjaan 9 diantaranya menghasilkan rizki paling banyak yaitu berdagang. Nah, berdagang itu konteksnya sangat luas, bisa berbisnis, bisa menjadi pengusaha dan bisa sebagai pedagang dan lain sebagainya. Dan ternyata memang benar bahwa pekerjaan sepert itulah yang membuat orang menjadi banyak rizkinya sebagaimana apa yag telah dicontohkan oleh Rosululloh 14 abad yang lalu.

Beliau Muhammad SAW adalah seorang bisnisman sejati. Sejak usia 6 tahun beliau sudah belajar untuk berbisnis., di usia muda beliau sudah lebih dari 18 kali keluar negeri untuk berdagang ikut pamannya Abu Thalib. Setiap kali pulang dapat keuntungan satu ekor unta betina yang sedang hamil, makanya saat beliau berusia 25 tahun beliau mempu memberi mahar 20 ekor unta merah untuk Khadijah r.a yang kalau dikurskan dalam rupiah bernilai setengah hingga 1 miliar, subhanalloh., luar biasa..

Ternyata memang dengan menjadi pengusaha banyak sekali hal yang bisa didapatkan dan inilah sebuah pekerjaan yang bernilai strategis. Kenapa strategis karena pengusaha yang sukses secara materi tentu akan jauh lebih besar jika dibandingkan pekerjaan lainnya misalnya sebagai PNS atau dokter atau karyawan atau pegawai tambang atau anggota dewan atau bahkan menteri. Sebagai pengusaha yang jujur dan kredibel disamping secara materi yag ia dapatkan akan lebih besar maka secara ukhrowi pun dia akan mendapatkan keberkahan uang.

Uang akan lebih barokah terbebas dari ribawi, gharar dan sebagainya karena ia bisa mengatur dari mana sumber pemasukan dan pengeluarannya., bahkan secara lebih jauh seorang pengusaha bisa memanajemen waktu nya sesuai dengan agenda-agenda dakwahnya., dan saya kira hal ini tidak bisa kita lakukan secara sempurna jika kita bekerja sebagai karyawan atau PNS dan sebagainya karena kita harus taat pada perturan atasan.

Ustad Sumiyanto dalam salah satu kajianya menukilkan sebuah hadits yang berisi seorang pengusaha yang jujur dan benar-benar ikhlas pekerjaanya karena Allah maka ketika mati dia akan diangkat bersama para syuhada. Bahkan secara lebih jauh lagi seorang pengusaha akan mampu memberikan banyak kemanfaatan baik bagi dirinya sendiri, keluarga, atau masyarakat sekitarnya. Bagi diri dan keluarga dia tentu akan mampu survive, dia mampu berzakat, berinfak dan berhaji dengan uang yang ia miliki. Bagi masyarakat dia mampu memberikan sodakoh bagi masyarakat disekelilingnya dan bahkan mampu memberikan lapangan pekerjaan yang dapat mencukupi kebutuhan hidup masyarakat disekitarya, subhanalloh..inilah nilai tambah sebagai pengusaha,. Apalagi kalau kita flashback lagi ke era sahabat dulu ternyata sebagain besar sahabat rosul adalah sebagai pengusaha atau pedagang dan ternyata mereka kaya raya., tetapi mereka juga zuhud terhadap kekayaanya itu, artinya siap menafkahkan sebagian besar hartanya untuk berjihad fisabilillah., rosul pun zuhud akan kekayaannya itu, karena itulah pilihan, beliau memilih meninggalkan harta kekayaan yang ia miliki karena piliahan beliau sendiri.

Beliau sudah merasakan kakayaan dunia di saat usia muda, dan saat beliau menerima wahyu kenabian yaitu saat usia 40 tahun beliau sudah tidak lagi memikirkan bagaimana cara memperolah kekayaan dunia, semua itu telah ia tinggakan dengan ikhlas karena salah satu sebabnya adalah beliau sudah terlalu kaya, artinya masalah fundamental yang satu itu sudah terpenuhi dan tidak menjadi agenda utama karena agenda beliau saat setelah menerima wahyu kenabian adalah dakwah bagi Islam. Rosul adalah orang yang paling sibuk di dunia, telah berperang lebih dari 80 kali dalam hidupnya, menjadi pebisnis, pemimpn negara, pemimpin umat, paling ramah dengan masyarakat, sayang pada anak-anaknya, paling mesra pada istriya dan hormat pada seluruh sahabat-sahabatnya. Terbukti seorang pengusaha yang mampu memanajemen usahanya juga mampu menanajemen hidupnya dan seluruh aktivitasnya dengan baik. Nah, kira-kira seperti itulah kisah rosul dan para sahabt yang telah menjadi inspirasi utama kita untuk bisa menentukan pilihan – pilihan hidup kita. Pilihan hidup yang strategis, pilihan hidup yang membahwa misi mulia, pilihan hidup yang memberikan banyak kemanfaatan bagi masyarakat dan bangsa kita. Berbisnis untuk mengangkat perekonomian bangsa.

Dalam berbagai sumber dikatakan bahwa salah satu syarat terbentuknya negara maju adalah jika minimal 4% dari total penduduknnya adalah pengusaha atau pebisnis atau entrepreneur. Nah, sekarang kita lihat Singapura telah memiliki 7% pengusaha dari total penduduknya, Jepang sudah lebih dari 12-13% dan Amerika kita dapati setiap menit muncul 1-2 pengusaha baru. Sedangkan kita Indonesia sampai saat ini baru sekitar 0,2% dari 240 juta adalah sebagai pengusaha. Jadi masih sangat jauh untuk sekedar memiliki satu syarat dari banyak syarat berdirinya sebuah negara maju. Oleh karena itu inilah tugas kita sebagai generasi-generasi muda harapan bangsa. Mulailah kita berpikir maju dan strategis dalam banyak hal sehingga kita dapat memberi banyak kemanfaatan bagi orang lain karena rosul bersabda sebaik-baik manusia adalah yang bisa bermanfaat bagi manusia yang lainnya. Yakin lah, tidak ada kata terlambat.

Namun yang sering menjadi “permasalahan” selama ini adalah mental masyarakat kita yang mungkin bisa dikatakan rapuh, lemah dan apa adanya., pada saat ini masyarakat lebih bangga jika mereka bekerja sebagai PNS misalnya. Masyarakat jauh mementingkan prestise, derajat sosial dan mungkin dana pensiun dsb., cara pandang masyarakat seperti ini yang perlu diperbaiki dan ternyata memang tidak mudah, sebab sebagian besar masyarakat kita ternyata seperti itu, apakah karena warisan penjajah kolonial dulu yang begitu meninggikan status “AmbtenaR”. , ambtenar adalah bahasa Belanda dari kata pegawai. Betapa kita lihat dahulu bahwa masyarakat yang bisa menjadi ambtenar adalah dari kalangan menengah ke atas. Anak demang, anak kulit putih atau anak para bangsawan serta saudagar kaya., sedangkan masyarakat kecil tidak pernah ada kesempatan sama sekali dan oleh karenanya selamanya akan dipinggirkan. Pada saat itu sebagai ambtenar sangat menyenangkan, hidup enak serba kecukupan dan memiliki strata sosial yang tentu lebih tinggi. Nah, hal itulah yang ternyata juga diidam-idamkan oleh semua masyarakat tak terkecuali golongan masyarakat kecil sekalipun pada waktu itu. Mereka berkhayal bagamana enaknya menjadi ambtenar, dan akibatnya mimpi-mimpi mereka itu ia tularakan kepada anak cucu mereka hingga sekarang.

Dampaknya? Seperti inilah negara kita. Begitu banyak para perindu PNS. Begitu lowongan dibuka ribuan orang sudah mulai antre mendaftarkan diri yang terkadang setiap instansi hanya membutuhkan 1-2 formasi. Merela rela berjam-jam antre, perpanas-panas, perpeluh kerigat dan bahkan rela bolak-balik ngurus surat ijin, fotocopy dan urusan administrasi lainnya, dan parahnya tidak sedikit dari mereka rela merogoh uang jutaan rupiah sebagai pelican agar ia diterima di salah satu formasi lowong yang ada. Bahkan ujian pun terkadang atau mungkin sering terjadi praktek-praktek tidak jujur, budaya KKN juga sudah berkembang dalam proses penerimaan CPNS di negeri ini. Mereka rela melakukan seperti itu hanya demi status. Mungkin mereka sadar gaji PNS tidak besar namun statuslalah yang menjadi jaminan mereka mau mengorbakan segalanya, atau uang penisun lah yag mereka kejar atau sertifikat sebagai seorang pegawai negeri yang bisa “disekolahkan” yang ia kejar sehingga mereka mau mengorbankan segalanya. Tentu saya kira tidak semuanya seperti itu, masih banyak orang-orang yang jujur di dunia ini, masih bayak juga orang-orang yang amanah di dunia ini. Atau karena memang sejak awal dia pingin mengabdi bagi bangsa ini sebagai PNS bisa jadi itu juga adalah pilihan mereka., sekali lagi itu adalah pilihan. Namun saya kira masih banyak juga orang-orang yang professional yang bekerja di instansi pemerintah. Sebab bagaimanapun kita butuh pelayanan negara yang baik dan itulah para pegawai negeri.

Secara kultural masyarakat kita tidak seperti China atau Jepang yang ulet dan tangguh dalam berdagang serta memiliki banyak kreatifitas dan inovasi dalam mengatasi masalah hidup mereka. Apakah gerangan penyebabnya?? Apakah tanah kita terlalu subur diatas zamrud khatulistiwa? Tanam batu dan tongkat berubah jadi tanaman., atau kekayaan laut kita yang luar biasa besar? Apakah kita sudah cukup dengan semuanya itu sehingga kita tidak perlu lagi bekerja keras? Apakah jumlah penduduk kita yang sudah sangat banyak ini sudah membuat kita merasa disegani olah masyarakat internasional? Tentu seabreg alasan lain mungkin akan mudah dikeluarkan mulut kita ketika kita disinggung maslah tersebut.

Ironi memang, kita kaya akan singkong tapi masih tetap saja impor sigkong dari Italia. Kita kaya akan sawah tapi tidak bisakah kita berswasembada beras lagi?? Kita kaya akan tambang tapi sudah sejauh manakah optimalisasi kekayaan bumi kita untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat sebagaimana tercantum dalam UUD pasal 33 ayat 3 sehingga setidaknya sampai saat ini Freeport, Newmount dan perusahaan asing yang lainnya tetap masih mendominasi hasil bumi kita. Tentu kita tidak bisa membiarkan begitu saja akan “dosa-dosa” besar para pendahulu kita tetap berlanjut hingga merampas kebahagiaan anak cucu kita kelak di masa depan.

Lantas apa yag bisa kita lakukan??? Apakah cukup dengan berdo;a “Ya Allah tolong turnkanlah hujan dari langit?” dan sebagainya?? Silahkan dijawab sendiri ya…

Hmmm, aku sendiri sekarang “malah” menjadi pendidik / dosen di sebuah kampus di Jogja yang katanya akan berubah menjadi negeri..sekali lagi itu bukan aib, atau kesalahan tapi itu adalah pilihan. Tapi ingat bahwa kemauan dan keinginanku untuk berbisnis seperti rosul dan para sahabat menjadi sebuah goals yang semoga bisa terealisasi amiin, insya Alloh.